Stella Christie KRITISI Syarat Skripsi di Perguruan Tinggi di Indonesia: "Jangan Prosedural, Contohlah Jurnal Nature.!"

Edisi: 1.107
Halaman 1
Integritas |Independen |Kredibel

      Potret: IDN|Properti

JAKARTA, KUPANG TIMES - Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi RI, Stella Christie, mengatakan dan mengkritik persyaratan skripsi di Perguruan Tinggi Indonesia, yang dinilai, terlalu prosedural. 

sebagai akademisi, Stella paham dengan sistem pendidikan tanah air. 

salah satu yang di kritisi adalah penelitian skripsi beratus-ratus halaman yang menjadi syarat lulus dari perguruan tinggi di Indonesia.

Skripsi Banyak Halaman Itu Prosedural, 

Quantity over Quality, itulah Kasus yang dilihat Stella saat membicarakan penelitian skripsi yang dilakukan mahasiswa dan mahasiswi Indonesia. 

Stella, menilai, skripsi seringnya ditulis berhalaman-halaman dan itu terlalu prosedural.

“sebagai [supaya] kita enggak lupa aja, paper-nya (Albert) Einstein, The General Theory of Relativity, itu cuman 9 halaman mengubah dunia,

coba bayangin, kalau waktu itu Einstein belajarnya di Indonesia dan diharuskan menulis skripsi 100 halaman, enggak akan ada yang baca.”|Stella Christie (Wamen Dikti, Saintek RI) kepada Good News From Indonesia dalam segmen GoodTalk, Senin, (21/03/25) 

Stella, mengatakan, perguruan tinggi Indonesia terlalu berpatokan dengan cara prosedural.

alangkah baiknya, peserta didik menggelar penelitian /atau riset, demi meraih status lulus. 

sebab cara [prosedural] seperti itu, nantinya akan mengorbankan kualitas dan akan mengurangi dampak setelah penelitian ke kehidupan.

sebagai perbandingan dan contoh, Stella, mengatakan dan menyebut, Jurnal Nature, yang hanya beberapa lembar, tetapi memiliki dampak besar dalam dunia akademik. 

“100 halaman buat apa.?"

di jurnal-jurnal yang paling top, nature, science, cuman boleh satu halaman kalau publikasi, 

itulah yang harus kita pikirkan.. Kita harus menjauh dari /atau bergeser dari yang namanya syarat prosedural.”|Stella Christie (Wamen Dikti, Saintek RI)

cukup tahu • Stella Christie adalah ilmuwan kognitif kelahiran Medan, Sumatra Utara, yang sudah menempatkan namanya di dunia akademis nasional maupun internasional. 

Jejak pendidikannya mentereng di mana dirinya tercatat sebagai lulusan Universitas Harvard dan Universitas Northwestern.

selepas mengenyam pendidikan, Stella menjabat sebagai guru besar di Universitas Tsinghua, Beijing, Tiongkok, dengan memegang posisi sebagai Research Chair serta direktur Child Cognition Center. 

Stella, turut aktif di berbagai organisasi ilmiah, di antaranya Cognitive Science Society, perkumpulan untuk peneliti ilmu kognitif yang berdiri sejak 1979.

saat ini, Stella mengabdi di pemerintah Republik Indonesia. Ia ditunjuk Presiden Prabowo Subianto sebagai Wakil Menteri (Wamen) Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi dalam Kabinet Merah Putih periode 2024-2029.

BERSUARA KERAS untuk Demokrasi dan Keadilan dan Kejujuran.

Informasi Artikel:

| Konteks: Pendidikan, 

| Penulis: W.J.B

| Sumber: Good News from Indonesia, Kemendikti Saintek RI, 

| Penerbit: Kupang TIMES

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Copyright © 2022 The Kupang Times Newsroom.com ™ Design By The Kupang Times Newsroom.com ®