KENAPA Video Monolog Gibran Mendapat BANYAK Sentimen Negatif.?

Edisi: 1.127
Halaman 3
Integritas |Independen |Kredibel

      Potret: KT|Properti

JAKARTA, KUPANG TIMES - Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka menjadi perhatian publik, usai repost video monolog, melalui; akun YouTube @GibranTV, Sabtu, (19/04/25) lalu. 

dalam cuplikan video monolog pertama, putra sulung Presiden Ke-7 RI, Joko Widodo itu membahas 'bonus demografi.'

sayangnya, video tersebut, justru mendapat lebih dari 108.000 "dislike" jauh lebih besar dibandingkan jumlah "like" yang hanya 43.000.

tidak hanya itu, kolom komentar yang mencapai hampir 40.000 juga dipenuhi dengan sentimen negatif.

setelah itu, jumlah dislike yang terdapat di akun YouTube @GibranTV tersebut disembunyikan.

lalu, kenapa video monolog Gibran mendapat sentimen negatif.? 

Pengamat Politik Universitas Indonesia, Aditya Perdana, menilai, video monolog Gibran merupakan bentuk komunikasi Politik versi Pemerintah.

Komunikasi semacam itu lumrah, untuk sebuah pesan pemerintah kepada masyarakat.

"secara substansi pemerintah mengajak generasi muda untuk berpikir kreatif terkait dengan bonus demografi dan masa depan Indonesia 2030-2045."|Aditya (Pengamat Politik UI), dikutip dari Kompas.com, Rabu, (23/04/25).

Aditya, mengatakan, sentimen negatif yang muncul, kemungkinan berkaitan dengan pemilihan presiden sebelumnya yang masih membekas.

tidak hanya itu, ajakan generasi muda untuk bekerja keras juga bertolak belakang dengan apa yang terjadi pada Gibran.

"Jadi mendorong orang untuk bekerja keras, namun yang menyampaikan itu Mas Gibran yang tidak demikian, kritiknya lebih ke arah sana."|Aditya (Pengamat Politik UI)

Pemerintah perlu berikan Solusi Konkret, 

Aditya, menjelaskan, komunikasi politik yang disampaikan dalam video monolog Gibran harus disertai dengan solusi yang konkret kepada masyarakat.

terutama pada kebijakan pemerintah yang mengakomodasi generasi muda untuk mendapatkan pekerjaan dan menyediakan sarana prasarana yang mendukung menuju generasi emas 2045.

Aditya, mengatakan, generasi muda memerlukan akses lapangan kerja yang mudah dan sesuai dengan karakteristiknya.

"Pemerintah tentu sudah punya rencana yang sudah dipersiapakan dan harus dilakukan meskipun tidak mudah."|Aditya (Pengamat Politik UI)

Aditya, menilai, pemerintah harus menjelaskan secara detail, bukan sekadar anjuran yang sifatnya general. 

untuk itu, pemerintah juga harus mampu menyampaikan janji-janjinya untuk menghadapi bonus demografi.

"Karena generasi muda akan mengambil benefit soal itu ."|Aditya (Pengamat Politik UI)

Aditya, berharap, pemerintah lebih fokus pada kemudahan akses dalam memperoleh pekerjaan, fasilitas internet, dan pendidikan.

Aditya, mengatakan, solusi itulah yang justru menjadi kebutuhan saat ini. 

"Itu akan menjadi benefit anak muda dan menjadi jauh lebih menarik daripada yang disampaikan."|Aditya (Pengamat Politik UI)


sementara itu, basis pendukung Gibran di TikTok, Analis Drone Emprit, Nova Rizal Mujtahid, menjelaskan, sentimen negatif dalam video monolog Gibran, tidak lepas dari basis utama pendukung Gibran saat Pilpres 2024. 

Sebab, sebagian besar basis utama pendukung Gibran Rakabuming Raka di media sosial berasal dari platform TikTok. 

Nova, mengatakan, Gibran cenderung selalu mendapat sentimen positif di TikTok, dibandingkan dengan platform media sosial lainnya. 

"Perlu di-ingat, YouTube bukan menjadi kanal massa pendukung Gibran berkumpul, 

massa pendukungnya itu kan kebanyakan di TikTok sejak pilpres kemarin."|Nova (analis Drone Emprit), Rabu, (23/04/25).

BERSUARA KERAS untuk Demokrasi dan Keadilan dan Kejujuran.

Informasi Artikel:

| Konteks: Politik, Sosial, Teknologi, 

| Penulis: W.J.B

| Sumber: Kompas.com, UI, Drone Emprit, 

| Penerbit: Kupang TIMES

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Copyright © 2022 The Kupang Times Newsroom.com ™ Design By The Kupang Times Newsroom.com ®