Edisi: 1.122
Halaman 3
Integritas |Independen |Kredibel
KUPANG TIMES - R.A. Kartini adalah salah satu Pahlawan Nasional yang berjasa dalam memajukan kehidupan wanita di Indonesia.
dan hari ini, Senin, 21 April 2025, Rakyat Indonesia memperingati Hari Kartini.
Penetapan Hari Kartini di tanggal 21 April, bermula dari Presiden Ke-1 RI, Ir. Soekarno, yang menerbitkan Keputusan Presiden Republik Indonesia, yaitu; Keputusan Presiden No.108 Tahun 1964, tanggal 2 Mei 1964.
Keppres tersebut, juga menetapkan Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional.
selain itu, pemilihan dan penetapan tanggal 21 dan bulan April, karena tanggal dan bulan tersebut adalah tanggal dan bulan kelahiran Kartini, yakni; 21 April 1879.
dikutip dari situs Kemdikbud RI, Raden Ajeng Kartini (R.A. Kartini) lahir di Kota Jepara, Jawa Tengah pada tanggal 21 April 1879.
R. A. Kartini adalah putri dari salah seorang bangsawan bernama Raden Mas (R.M.) Sosroningrat dan Mas Ajeng Ngasirah.
pada tahun 1885, Kartini bersekolah di Europesche Lagere School (ELS) /atau setara dengan Sekolah Dasar (SD).
Kartini adalah anak pribumi Indonesia yang saat itu di-izinkan mengikuti pendidikan di ELS.
sebab, hanya anak dengan orang tua dengan jabatan tertinggi pemerintahan yang bisa ke sana.
Bahasa Pengantar di ELS sendiri adalah bahasa Belanda, sehingga Kartini bisa meningkatkan kemampuan bahasanya.
Namun, Kartini tidak bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya karena ditentang oleh sang Ayah.
Kartini dipaksa untuk menjadi putri bangsawan dengan mengikuti adat istiadat yang berlaku.
Kartini banyak menghabiskan waktu di rumahnya.
Kartini yang selalu di rumah, akhirnya mengumpulkan buku-buku pelajaran dan ilmu pengetahuan untuk dibacanya di taman, rumahnya.
Kartini semakin senang membaca dan sering bertanya kepada Ayahnya.
Kartini tertarik pada kemajuan berpikir wanita Eropa (Belanda) yang waktu itu masih menjajah Indonesia.
lalu, muncul keinginan Kartini untuk memajukan kehidupan wanita Indonesia.
bagi Kartini, wanita tidak hanya di dapur, tetapi juga harus mempunyai ilmu.
Kartini mulai mengumpulkan teman-teman wanita-nya, untuk diajarkan tulis menulis dan ilmu pengetahuan lainnya.
di tengah kesibukannya, Kartini tidak berhenti membaca dan menulis surat kepada teman-temannya yang berada di negeri Belanda.
setelah itu, Kartini sempat menulis surat kepada Mr. J.H. Abendanon dan memohon untuk diberikan beasiswa Pendidikan di Belanda.
Namun, beasiswa tersebut tidak sempat dimanfaatkan Kartini karena dirinya dinikahkan oleh orang tuanya dengan Raden Adipati Djojoadhiningrat.
setelah menikah, Kartini harus ikut suaminya ke daerah Rembang.
Suaminya mendukung keinginan Kartini mendirikan sekolah wanita di sebelah timur pintu gerbang kompleks kantor Kabupaten Rembang, di sebuah bangunan yang kini digunakan sebagai Gedung Pramuka.
di rembang, Kartini, melahirkan seorang anak yang diberi nama Soesalit Djojoadhiningrat, pada tanggal 13 September 1904.
Namun, tidak lama setelah melahirkan, Kartini meninggal di usia 25 tahun pada 17 September 1904.
dan Kartini dimakamkan di Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Rembang.
semasa hidupnya, Kartini memiliki cita-cita cita-cita ingin melihat perempuan pribumi dapat menuntut ilmu dan belajar.
dari keinginan tersebut, Kartini banyak memberi perhatian khusus pada masalah emansipasi wanita pada masa hidupnya.
BERSUARA KERAS untuk Demokrasi dan Keadilan dan Kejujuran.
• Informasi Artikel:
| Konteks: Sosial, Sejarah, Pendidikan,
| Penulis: W.J.B
| Sumber: Keputusan Presiden No.108 Tahun 1964, Kemdikbud RI,
| Penerbit: Kupang TIMES