Edisi: 1.126
Halaman 1
Integritas |Independen |Kredibel
KUPANG TIMES - Jika seorang Paus Wafat /atau Mengundurkan Diri karena sudah tidak bisa lagi menjalankan tugas, Conclave akan diadakan.
Tujuan proses tersebut adalah memilih Paus yang baru.
Siapa itu Paus.?
dilansir dari BBC News, Paus adalah pemimpin spiritual Gereja Katolik dan Kepala Negara Vatikan, yang memiliki tanggung jawab besar dan luas untuk memimpin lebih dari 1,2 Miliar Umat Katolik di seluruh dunia.
selain memimpin misa dan perayaan besar gereja seperti Natal dan Paskah, Paus juga memberikan berkat mingguan dan audiensi umum bagi para peziarah.
sebagai kepala Gereja, Paus bertemu dengan para uskup dari seluruh dunia, melakukan kunjungan ke luar negeri, serta menerima banyak tamu resmi.
tugasnya meliputi; pengelolaan urusan gereja, menjalankan tugas diplomatik, serta menjaga tradisi dan ajaran Katolik, sambil berfungsi sebagai simbol kesatuan dan moralitas bagi umat Katolik global.
ingin tahu lebih dalam mengenai apa itu Conclave.? mari Kita simak penjelasan lengkap berikut ini.!
apa Itu Conclave.?
dilansir dari The Telegraph, Conclave /atau Konklaf adalah proses pemilihan Paus yang berlangsung secara rahasia oleh para kardinal Gereja Katolik.
Proses tersebut, hanya melibatkan Kardinal yang berusia di bawah 80 tahun.
Istilah Conclave berasal dari bahasa Latin 'Cum Clave' yang berarti 'dengan Kunci,' karena para Kardinal dikurung dalam suatu ruangan sampai mencapai kesepakatan.
tradisi Konklaf sudah berlangsung sejak berabad-abad dan mencerminkan perpaduan antara liturgi, teologi, dan simbolisme.
Konklaf tidak hanya menjadi prosesi pemilihan pemimpin tertinggi Gereja Katolik, tetapi juga menunjukkan wajah Gereja kepada dunia di tengah harapan lebih dari satu miliar umat Katolik.
Prosesi Conclave,
dikutip dari The Telegraph, prosesi Conclave terdiri dari 10 tahap, mulai dari kedatangan kardinal hingga pelantikan Paus yang baru.
1. Kedatangan Kardinal,
Kardinal dari seluruh dunia berkumpul di Roma untuk memulai proses pemilihan Paus.
Mereka pertama kali mengikuti misa khusus di Basilika Santo Petrus, yang disebut Pro Eligendo Romano Pontifice /atau 'untuk Pemilihan Paus Roma.'
Misa tersebut, menjadi momen do'a bagi para Kardinal, memohon petunjuk Roh Kudus, supaya proses pemilihan dilakukan dengan bijaksana dan penuh hikmat.
2. Perjalanan Menuju Kapel Sistina,
setelah misa, para Kardinal berpakaian Jubah Merah di atas Tunik Renda Putih siap untuk melanjutkan perjalanan menuju Kapel Sistina.
mereka berjalan bersama /atau bagi yang lebih tua /atau sakit, menggunakan kendaraan mini-bus menuju Istana Apostolik, dan kemudian berbaris menuju kapel yang terletak di dalam Vatikan.
Koor yang memimpin menyanyikan 'Litany of Saints,' sebuah lagu Gregorian yang memohon bimbingan Roh Kudus dalam setiap langkah mereka.
3. Sumpah Rahasia,
sesampainya di Kapel Sistina, setiap Kardinal mendekati altar, meletakkan tangan di atas Alkitab, dan mengucapkan sumpah rahasia dalam bahasa Latin.
sumpah tersebut berisi janji untuk menjaga kerahasiaan penuh mengenai pemilihan Paus dan semua hal yang berhubungan dengan Konklaf.
setelah sumpah, ruangan akan dipastikan bebas dari alat perekam, dan tidak ada yang boleh membawa perangkat elektronik, seperti; ponsel /atau laptop ke dalam Kapel.
4. Pengusiran Orang Luar,
setelah semua kardinal mengucapkan sumpah, petugas Vatikan mengucapkan "Extra omnes" yang berarti; semua orang harus keluar.
semua staf dan pendamping diusir dari Kapel Sistina, menyisakan hanya Kardinal yang berhak memilih.
Pintu kapel kemudian ditutup rapat, menandakan dimulainya proses pemilihan yang berlangsung secara eksklusif di antara para Kardinal.
5. Pemungutan Suara,
Para kardinal mengambil tempat duduk di kursi kayu ceri yang ditempatkan di belakang dua belas meja yang dihiasi kain satin.
Meja Ketiga Belas ditempatkan di depan altar untuk menampung Guci Perak yang digunakan untuk menampung surat suara.
setiap Kardinal menulis pilihannya pada surat suara yang bertuliskan: 'Eligo in summum pontificem' (saya memilih sebagai Paus Tertinggi).
6. Sistem Voting,
Pada hari pertama Konklaf, hanya satu pemungutan suara yang dilakukan.
Namun, pada hari-hari berikutnya, para kardinal melakukan empat kali pemungutan suara setiap hari, dua kali pada pagi dan dua kali pada sore hari.
Setelah dua putaran voting, surat suara akan dibakar, dan asap yang dihasilkan menunjukkan apakah keputusan sudah tercapai atau belum.
7. Asap dari Cerobong,
Dua tungku dipasang di dalam Kapel Sistina. Setelah pemungutan suara, satu tungku membakar surat suara, sementara tungku lainnya mengeluarkan asap yang menunjukkan hasil voting: asap hitam berarti; belum ada keputusan, sementara asap putih menunjukkan bahwa; seorang Paus telah terpilih.
untuk menghindari kebingungannya, asap putih disertai dengan lonceng Basilika Santo Petrus yang berbunyi keras, menandakan pemilihan telah selesai.
8. Penerimaan dan Pemilihan Nama,
Setelah mencapai dua pertiga suara, kardinal senior akan bertanya kepada kardinal terpilih apakah ia siap menerima jabatan Paus.
Jika jawabannya "Accepto" (Saya Terima), kardinal tersebut dibawa ke Stanza delle Lacrime /atau Ruang Air Mata untuk mengganti jubah merahnya dengan jubah putih Paus.
di ruangan ini, kardinal terpilih juga memutuskan nama Paus yang akan ia gunakan.
Tradisi tersebut yang telah ada sejak abad Ke-6.
9. Pengumuman kepada Dunia,
Setelah memilih nama, kardinal senior keluar ke balkon Basilika Santo Petrus dan mengumumkan, "Annuntio vobis gaudium magnum.. Habemus Papam!" (Saya mengumumkan kepada Anda kegembiraan besar. Kami memiliki Paus.!).
Pengumuman tersebut, di-ikuti dengan nama Paus yang terpilih dan gelar baru yang ia pilih.
Para umat yang berkumpul di alun-alun Santo Petrus menyaksikan momen bersejarah ini, sementara jutaan orang di seluruh dunia menunggu pengumuman tersebut melalui siaran televisi.
10. Pelantikan Paus,
Setelah pengumuman tersebut, Paus baru memberi berkat pertama kepada umat yang hadir.
Upacara pelantikan Paus secara resmi berlangsung beberapa hari setelah pemilihan, di mana Paus akan menerima pengukuhan penuh sebagai pemimpin Gereja Katolik.
Upacara pelantikan ini dihadiri oleh ribuan orang dan merupakan perayaan besar bagi umat Katolik di seluruh dunia.
Siapa Saja yang Mengikuti Conclave.?
dikutip dari laporan Daily Mail, sebanyak 120 kardinal akan ikut dalam Konklaf untuk memilih Paus baru.
Mereka datang dari berbagai negara.
Hanya yang berusia di bawah 80 tahun yang boleh memberikan hak suara.
Para kardinal tersebut, mewakili keberagaman dalam Gereja Katolik.
meskipun bebas memilih siapa saja, biasanya mereka memilih dari antara sesama kardinal.
selama Konklaf, para kardinal tinggal di Wisma St Martha di dalam Vatikan.
mereka tidak boleh membaca berita, menonton televisi /atau mengakses internet.
setiap hari mereka berjalan ke Kapel Sistina untuk mengikuti Misa dan memberikan suara.
seluruh proses berlangsung tertutup, mereka tidak boleh berkomunikasi dengan dunia luar.
Konklaf berlangsung sampai satu orang mendapat dua pertiga suara.
apabila belum tercapai, mereka akan terus melakukan pemungutan suara.
aturan melarang mereka membuat kesepakatan politik.
dan Proses tersebut penuh aturan dan tradisi.
tujuannya agar para kardinal bisa memilih pemimpin Gereja dengan bijak dan jujur.
cukup tahu • Prosesi Conclave Pernah Diangkat dalam Film
Proses Konklaf pernah diangkat ke layar lebar lewat film Conclave, yang rilis pada musim gugur tahun 2024.
dikutip dari laman The Diocese of Westminster, Ralph Fiennes, yang memerankan Kardinal Lawrence, tokoh utama yang bertugas memandu pemilihan Paus baru.
Film tersebut, tampil cepat dan penuh intrik, lengkap dengan politik di antara para kardinal, meski hal itu sebenarnya dilarang oleh aturan gereja.
Film Conclave meraih penghargaan sebagai Film Terbaik di BAFTA dan berpeluang besar menang di Oscar.
Banyak orang membicarakannya, termasuk umat Katolik sendiri.
Sinematografinya indah dan alurnya mendebarkan.
meski begitu, film tersebut, tidak benar-benar menggambarkan proses Konklaf secara utuh.
beberapa bagian justru memunculkan kesan yang bisa menyesatkan secara halus.
aktor dan naskah film tampil kuat, tapi justru karena kekuatannya itu, kekeliruan soal ajaran Katolik jadi terasa lebih dalam.
misalnya; film tersebut, menampilkan sikap yang bertentangan dengan ajaran iman Katolik.
Tiga bagian menonjolkan hal itu, dari pandangan soal iman dan keraguan, penyalahgunaan pengakuan dosa, hingga tafsiran keliru soal syarat menjadi imam dan Paus.
Film Conclave memang menarik, tapi tetap perlu disikapi dengan kritis.
Semoga Penjelasan tersebut di atas bermanfaat yaa.!
BERSUARA KERAS untuk Demokrasi dan Keadilan dan Kejujuran.
• Informasi Artikel:
| Konteks: Religius,
| Penulis: W.J.B
| Sumber: BBC News, The Telegraph, Daily Mail, IMDb,
| Penerbit: Kupang TIMES