Presiden AS, Donald Trump BERI Peringatan Terakhir Ke Hamas, "Bebaskan Sandera ATAU Neraka Menanti."

Edisi: 1077
Halaman 6
Integritas |Independen |Kredibel

      Potret: T|Properti

WASHINGTON DC, KUPANG TIMES - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengatakan, dirinya segera mengirimkan semua yang dibutuhkan oleh militer Israel untuk menyelesaikan tugasnya.

Presiden AS, Donald Trump, menerbitkan, apa yang disebutnya sebagai "peringatan terakhir" kepada Hamas, yang ditetapkan oleh Amerika Serikat sebagai kelompok teroris, untuk segera membebaskan semua sandera yang masih ditahan di Gaza, Rabu, (05/03/25) waktu setempat. 

"Kepada rakyat Gaza: Masa Depan yang indah menanti, tetapi tidak, Jika Anda tetap menyandera,

Jika Anda melakukannya, Anda MATI.! Ambil keputusan yang CERDAS, 

BEBASKAN SANDERA SEKARANG, ATAU AKAN ADA NERAKA YANG HARUS DIBAYAR NANTI.!"|cuit Trump (Presiden AS) di platform Truth Social miliknya.

Peringatan tersebut, terpublish, usai Gedung Putih mengonfirmasi pembicaraan langsung yang belum pernah terjadi sebelumnya antara utusan Trump dan kelompok teroris tersebut.

dan masih dalam pernyataan yang diunggah di platform media Truth Social miliknya, Trump, mengatakan bahwa; dirinya segera "mengirimkan semua yang dibutuhkan militer Israel, untuk menyelesaikan tugasnya." 

Trump, menggunggah pernyataan tersebut, usai bertemu di Gedung Putih dengan 8 (delapan) mantan sandera. 

"bebaskan semua sandera sekarang, jangan nanti, dan segera kembalikan semua jasad orang-orang yang anda bunuh /atau semuanya BERAKHIR bagi Anda, 

Hanya orang sakit dan keji yang menyimpan mayat, dan Anda sakit dan keji.!"|Trump (Presiden AS) 

Gedung Putih, mengonfirmasi bahwa; sejumlah pejabat Amerika Serikat telah terlibat dalam "pembicaraan dan diskusi berkelanjutan" dengan pejabat Hamas. 

langkah tersebut, di luar kebijakan AS yang telah lama berlaku untuk tidak terlibat langsung dengan kelompok tersebut.

Konfirmasi pembicaraan di ibu kota Qatar, Doha, adalah keterlibatan langsung pertama yang diketahui antara Amerika Serikat dan Hamas sejak Departemen Luar Negeri menetapkan kelompok itu sebagai organisasi teroris asing pada 1997 silam. 

Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt menolak memberikan detail tentang substansi pembicaraan tersebut, tetapi dirinya mengatakan bahwa; Trump telah mengizinkan utusannya untuk "berbicara dengan siapa pun."

Perantara Mesir dan Qatar telah bertindak sebagai mediator dengan Hamas untuk Amerika dan Israel sejak kelompok teroris itu melancarkan serangannya pada 7 Oktober 2023 terhadap Israel yang memicu perang.

"begini, dialog dan berbicara dengan orang-orang di seluruh dunia untuk melakukan apa yang menjadi kepentingan terbaik rakyat Amerika adalah sesuatu yang menurut presiden, merupakan upaya dengan itikad baik untuk melakukan apa yang benar bagi rakyat Amerika."|Leavitt (Sekretaris Pers Gedung Putih) 

Leavitt, mengatakan, Israel telah diajak berkonsultasi tentang keterlibatan langsung dengan pejabat Hamas dan mencatat bahwa ada "nyawa warga Amerika yang dipertaruhkan."

Kantor Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, memberikan pengakuan singkat tentang perundingan AS-Hamas. 

"Israel telah menyampaikan kepada Amerika Serikat posisinya mengenai perundingan langsung dengan Hamas."|tulis Kantor Perdana Menteri.

sementara, Pejabat Israel mengatakan sekitar 24 sandera yang masih hidup — termasuk Edan Alexander, seorang warga negara Amerika Serikat — serta Jenazah sedikitnya 35 orang lainnya diyakini masih ditahan di Gaza.

Adam Boehler, utusan khusus Presiden AS, Donald Trump, untuk urusan penyanderaan, memimpin perundingan langsung dengan Hamas. 

Boehler, pendiri dan CEO Rubicon Founders, sebuah firma investasi perawatan kesehatan, adalah seorang negosiator utama di tim Abraham Accords selama masa jabatan pertama Trump yang berupaya untuk mendapatkan pengakuan yang lebih luas terhadap Israel di dunia Arab.

Pembicaraan yang berlangsung bulan lalu itu difokuskan terutama pada pembebasan sandera Amerika dan kemungkinan berakhirnya perang tanpa Hamas berkuasa di Gaza, menurut seorang pejabat Hamas yang tidak berwenang berkomentar di depan umum dan berbicara dengan syarat anonim.

Pejabat itu menambahkan bahwa tidak ada kemajuan yang dicapai tetapi "langkah itu sendiri menjanjikan" dan lebih banyak pembicaraan diharapkan. 

Mediator Mesir dan Qatar, juga membantu mengatur pembicaraan.

Keterlibatan secara langsung itu terjadi karena kelanjutan gencatan senjata Israel-Hamas masih belum pasti. 

Trump telah mengisyaratkan bahwa; dirinya tidak berniat membujuk Netanyahu untuk tidak kembali bertempur jika Hamas tidak menyetujui persyaratan proposal gencatan senjata baru, yang oleh Israel disebut sebagai rancangan utusan AS Steve Witkoff.

Rencana baru itu mengharuskan Hamas membebaskan setengah dari sandera yang tersisa — alat tawar-menawar utama kelompok militan itu — sebagai imbalan atas perpanjangan gencatan senjata dan janji untuk merundingkan gencatan senjata yang langgeng. 

Israel tidak menyebutkan pembebasan lebih banyak tahanan Palestina, komponen utama dari tahap pertama.

BERSUARA KERAS untuk Demokrasi dan Keadilan dan Kejujuran.

Informasi Artikel:

| Konteks: Politik, Militer, 

| Penulis: W.J.B

| Sumber: VOA, White House, Potus, 

| Penerbit: Kupang TIMES

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Copyright © 2022 The Kupang Times Newsroom.com ™ Design By The Kupang Times Newsroom.com ®