MENOLAK Pasien Hingga Pasien MENINGGAL dalam Perjalanan Ke RSUD S.K. Lerik, Puskesmas Tarus BERIKAN Penjelasan.?

Edisi: 1096
Halaman 3
Integritas |Independen |Kredibel

      Potret: KT|Properti

KUPANG TIMES - seorang Siswi Kelas 2 Sekolah Dasar (SD) Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) Manumuti, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Tirzha Jazthiny Evarista Kanni (8th) yang biasa disapa Tirzha, dinyatakan meninggal dunia, usia tersengat listrik, saat hendak mencabut handphone yang sedang terc-harger di terminal charger di rumahnya. 

Kejadian tersebut, terjadi pada Selasa, (18/03/25) sekitar pukul 14:30 pm WITA.

Lokasi Kejadian di Desa Osiloa, Kelurahan Tarus, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang. 

KRONOLOGI Kejadian, 

berdasarkan kesaksian Ibu Kandung dari Tirzha, Ester Junitha Bien, kejadian berawal, saat putrinya baru pulang dari sekolahnya sekitar pukul 13:30 pm WITA. 

saat tiba di rumahnya, Tirzha dalam kondisi basah kuyup, karena diguyur hujan lebat. 

saat di dalam rumah, Tirzha langsung mengambil handphone-nya untuk di charger di terminal listrik yang tersedia. 

Tirzha sempat diperingatkan Ibunya untuk tidak mencharger handphone dengan kondisi basah kuyup. 

dan Tirzha disuruh Ibunya untuk segera ganti baju, saat hendak mencabut handphone dan alat charger, Tirzha langsung tersengat aliran listrik. 

saat kejadian, saudara dari Korban, yang kebetulan berada di dekatnya berupaya menolongnya, namun dirinya juga alami sengatan listrik.

saudaranya kemudian memanggil Ibu korban dan kerabat terdekat untuk menolongnya (Tirzha). 

Kerabat dari korban berhasil memutus aliran listrik dan mengamankan korban. 

Korban kemudian dibawah Ibunya dan kerabatnya ke Puskesmas Tarus, menggunakan sepeda motor (dibonceng) 

saat tiba di Puskesmas, sambil menggendong putrinya, menghampiri seorang Tenaga Kesehatan (Nakes) berinisial MB, untuk mendapatkan pelayanan dan penanganan medis.

Namun, bukannya mendapatkan pelayanan medis, justru Nakes MB mengatakan kepada Ibu korban, kalau Puskesmas telah tutup pelayanan dan petugas nakes sudah tidak ada (pulang). 

Nakes MB, kemudian, menyarankan dan mengarahkan Ibu korban untuk menyewa mobil pick-up untuk membawa putrinya ke rumah sakit terdekat. 

sementara di halaman Puskesmas ada Mobil Ambulans terparkir, tetapi tidak terlihat pergerakan /atau inisiatif dari nakes MB untuk mengarahkan dirinya bersama putrinya menggunakan mobil ambulans tersebut. 

Ibu korban yang merasa sedih dan kecewa dengan sikap nakes MB, memilih untuk tidak berdebat dan memutuskan untuk membawa putrinya ke RSUD S.K Lerik, Kota Kupang, menggunakan sepeda motor, bersama kerabatnya. 

saat tiba di RSUD S.K Lerik, Kota Kupang, korban langsung ditangani oleh tim medis IGD, saat dihampiri dokter IGD untuk melihat dan memastikan kondisi korban. 

Dokter tersebut, mengatakan kepada Ibu korban, kalau putrinya telah meninggal dunia, saat dalam perjalanan ke rumah sakit. 

Dokter kemudian bertanya kepada Ibu korban, kenapa korban tidak dibawah ke Puskesmas terdekat.? 

Ibu korban, mengatakan, kalau Puskesmas sudah tutup pelayanan sejak jam 2 siang, dan pihak Puskesmas mengarahkannya untuk ke rumah sakit saja, tanpa dilengkapi dengan kelengkapan administrasi medis dan kendaraan ambulans. 

Dokter tersebut, terlihat keheranan dan kecewa dengan penjelasan Ibu korban, dan mengatakan "kok bisa ya.?"


PENJELASAN Manajemen Puskesmas Tarus, 

Pihak manajemen Puskesmas Tarus, kemudian menanggapi dan memberikan penjelasan terkait pelayanan kesehatan, yang terkesan menolak melayani Pasien, Rabu, (26/03/25) 

Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat Tarus, Marsela Masneno, mengatakan, status Pelayanan Kesehatan Puskesmas Tarus adalah 'Tindakan Rawat Jalan.'

dan Puskesmas Tarus terfokus pada Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil, Nifas dan Persalinan. 

waktu pelayanan Puskesmas Tarus, mulai dari pukul 08:00 am hingga 14:00 pm WITA. 

setelah pukul 14:00 pm WITA, tidak ada lagi pelayanan kesehatan untuk masyarakat. 

Marsela, kemudian menjelaskan, terkait dengan informasi Nakes MB menyarankan dan mengarahkan Ibu korban, untuk menyewa mobil pick-up. 

Marsela, mengatakan, Nakes MB sempat menawarkan penggunaan mobil ambulans, tetapi ibu korban menolak dan memilih untuk mengantarkan korban dengan sepeda motor. 

saat ditanyai oleh Jurnalis Kupang Times, terkait dengan kasus yang dialami oleh Gadis Kecil Tirzha, apakah Pelayanan Puskesmas Tarus hanya terfokus pada Profesionalisme tanpa mempertimbangkan sisi Kemanusiaan.? 

Marsela, memilih untuk tidak menjawabnya, dirinya lebih berfokus pada Regulasi, Standar Operasional Prosedur dan Profesionalisme Pelayanan Kesehatan. 

Marsela, mengatakan, dirinya bersama manajemen Puskesmas Tarus, segera mengatur jadwal dalam waktu dekat, untuk berkunjung dan bertemu Ibu dari Tirzha, Ester Junitha Bien, di Kediamannya. 

cukup tahu • Marsela Masneno, mengatakan, Puskesmas Tarus tidak memiliki Fasilitas Kesehatan 'Instalasi Gawat Darurat (IGD)." 

Permintaan untuk membangun Faskes IGD sudah diajukan, tapi hingga saat ini, belum ditindaklanjuti oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Kupang.

Puskesmas Tarus, memiliki mobil ambulans yang siaga 24 Jam, yang melayani Pasien Klinik Bersalin dan Pasien Gawat. 

Klinik Bersalin, siaga 24 Jam. 


Tirzha (Korban) merupakan anak ke-empat dari lima bersaudara. 

Tirzha lahir dari pasangan suami istri (pasutri) Lambertus Kanni dan Ester Junitha Bien pada 10 Januari 2017.

Semasa hidupnya, Tirzha dikenal sebagai sosok pendiam saat di sekolah. 

Selain itu, Tirzha juga disiplin dan rajin masuk sekolah. 

Kejadian itu meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan SD GMIT Manumuti.

BERSUARA KERAS untuk Demokrasi dan Keadilan dan Kejujuran.

Informasi Artikel:

| Konteks: Sosial, Kesehatan, Hukum,

| Penulis: W.J.B

| Sumber: Ester Junitha Bien, Manajemen Puskesmas Tarus, 

| Penerbit: Kupang TIMES

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Copyright © 2022 The Kupang Times Newsroom.com ™ Design By The Kupang Times Newsroom.com ®