'DI-VONIS Bebas' Donald Trump JADI Presiden Pertama AS yang Berstatus Terpidana.! ini Penjelasannya.?

Edisi: 1023
Halaman 3
Integritas |Independen |Kredibel
 
       Potret: AFP|Properti

USA, KUPANG TIMES - Presiden Amerika Serikat terpilih, Donald Trump, dipastikan tidak akan dipenjara /atau menghadapi hukuman lain atas vonis pidana terkait pembayaran uang tutup mulut kepada seorang bintang film dewasa. 

Namun, pelantikan Trump pada 20 Januari mendatang, tidak akan menghapus putusan juri tersebut.

Hakim, Juan Merchan, menjatuhkan putusan 'bebas tanpa syarat' kepada Donald Trump yang menempatkan catatan bersalah dalam rekam jejaknya dan menutup kasus yang telah membayangi upayanya merebut kembali Gedung Putih, Jum'at, (10/01/25) 

Trump akan menjadi Presiden  AS Pertama yang menjabat dengan catatan pidana berat.

Merchan, mengatakan bahwa; dirinya memberikan putusan tersebut, karena Konstitusi AS melindungi presiden dari penuntutan pidana, tetapi perlindungan tersebut "tidak mengurangi keseriusan kejahatan /atau membenarkan tindakannya."

"Perlindungan hukum yang luar biasa dari kantor eksekutif adalah faktor yang mengesampingkan semua lainnya, 

Namun, satu kekuatan yang tidak dimiliki perlindungan ini adalah kemampuan untuk menghapus putusan juri."|Merchan (Hakim) dilansir Reuters.

Trump, yang mengaku tidak bersalah, berjanji untuk mengajukan banding atas vonis tersebut. 

dalam pernyataan di depan pengadilan yang disiarkan melalui layar televisi, Trump, mengatakan, kasus ini sebagai upaya yang gagal untuk menggagalkan kampanye pemilihannya kembali.

"ini adalah pengalaman yang sangat buruk, 

Saya benar-benar tidak bersalah, saya tidak melakukan kesalahan."|Trump (Presiden terpilih) sebelum dijatuhi hukuman. 

Trump, tidak memberikan kesaksian selama persidangan 6 (enam) minggu tahun 2024 lalu, tetapi berulang kali mengecam Merchan dan Jaksa Distrik Manhattan, Alvin Bragg, yang membawa kasus ini, dalam pernyataan publik.

Tanggapan dan Konsekuensi, 

Jaksa Penuntut, Joshua Steinglass, yang bekerja di Kantor Bragg, mengatakan bahwa; Trump melakukan 'kampanye terkoordinasi' untuk merusak legitimasi kasus ini dan 'dengan sengaja menanamkan rasa tidak hormat terhadap institusi peradilan kita, dan Jaksa mendukung hukuman bebas tanpa syarat tersebut.'

"Putusan dalam kasus ini adalah bulat dan tegas, dan harus dihormati."|Steinglass (Jaksa Penuntut) 

Setelah dijatuhi hukuman, Trump bebas untuk mengajukan banding, proses yang bisa memakan waktu bertahun-tahun dan berlangsung selama masa jabatan empat tahunnya sebagai presiden.

"sekarang setelah semuanya selesai, 

kami akan mengajukan banding atas Penipuan ini."|Trump (Presiden terpilih) dalam sebuah unggahan media sosial setelah sidang.

Detail Kasus, 

Persidangan tahun 2024 lalu berlangsung dengan latar belakang kampanye Pilpres Trump untuk merebut kembali Gedung Putih. 

Bragg adalah seorang Demokrat, mendakwa Trump, seorang Republikan, pada Maret 2023 dengan 34 tuduhan, memalsukan catatan bisnis untuk menutupi pembayaran USD 130 Ribu, oleh: mantan pengacaranya, Michael Cohen, kepada bintang film dewasa Stormy Daniels sebelum Pilpres 2016.

Daniels mengeklaim bahwa; dirinya memiliki hubungan dengan Trump, yang dibantah oleh Trump.

sementara, Juri Manhattan menemukan Trump bersalah atas semua 34 tuduhan pada 30 Mei 2024 lalu. 

Jaksa berpendapat bahwa; meskipun sifat tuduhan tersebut tidak bermoral, kasus ini adalah tentang upaya untuk merusak pemilihan 2016.

Kasus pembayaran uang tutup mulut tersebut, dianggap kurang serius dibandingkan dengan tiga kasus pidana lainnya yang dihadapi Trump, di mana Trump dituduh mencoba membalikkan kekalahannya dalam pemilu 2020 dan menyimpan dokumen rahasia setelah meninggalkan Gedung Putih. 

Trump, mengatakan, dirinya tidak bersalah dalam semua kasus tersebut.

Namun, kasus Bragg adalah satu-satunya yang mencapai persidangan di tengah serangkaian tantangan dari pengacara Trump. 

setelah kemenangan pemilu Trump pada 5 November 2024 lalu, Jaksa Federal membatalkan dua kasus, karena kebijakan Departemen Kehakiman yang melarang penuntutan terhadap presiden yang sedang menjabat.

Kasus pembayaran uang tutup mulut ini memiliki dampak politik campuran. 

Kontribusi untuk kampanye Trump melonjak setelah dirinya didakwa pada Maret 2023, kemungkinan membantu dia mengalahkan pesaingnya untuk nominasi Partai Republik.

Selama persidangan, jajak pendapat menunjukkan mayoritas pemilih menganggap tuduhan ini serius, dan posisinya di antara Partai Republik menurun setelah vonis bersalah.

Namun, kasus ini cepat menghilang dari berita utama, terutama setelah performa debat Presiden AS, Joe Biden yang buruk memaksanya mundur, digantikan oleh Wakil Presiden AS, Kamala Harris di tiket Demokrat, dan setelah sebuah peluru hampir membunuh Trump di sebuah rapat umum di Butler, Pennsylvania.

BERSUARA KERAS untuk Demokrasi dan Keadilan dan Kejujuran.

Informasi Artikel:

| Konteks: Hukum, Politik, 

| Penulis: W.J.B

| Sumber: Reuters, VOA, 

| Penerbit: Kupang TIMES 

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Copyright © 2022 The Kupang Times Newsroom.com ™ Design By The Kupang Times Newsroom.com ®