Edisi: 997
Halaman 3
Integritas |Independen |Kredibel
KUPANG TIMES - Orang Indonesia jarang membaca buku, akhirnya, berdampak pada rendahnya literasi, yang merupakan pondasi utama dalam memahami pengetahuan, yang bermakna pada kesuksesan di masa depan.
Konsep literasi saat ini, jauh berkembang melampaui kemampuan membaca dan menulis.
seseorang yang paham literasi, pasti mampu memahami informasi yang kompleks, bisa berpikir kritis, peka terhadap risiko, dan mampu menerapkan pengetahuan secara praktis dan taktikal dalam kehidupan.
sayangnya, tingkat literasi di Indonesia masih cukup rendah.
Berdasarkan data UNESCO, minat membaca masyarakat Indonesia hanya 0,001%.
Itu berarti, dari 1.000 orang Indonesia, hanya ada 1 orang yang senang membaca buku.
dikutip dari salah satu riset yang berjudul: 'World's Most Literate Nations Ranked' oleh: Central Connecticut State University, Maret 2016 lalu dengan hasil Indonesia menduduki peringkat Ke-60 dari 61 Negara, terkait minat membaca.
bahkan, data BPS, menunjukkan, peran orang-tua, masih kurang dalam meningkatkan literasi anak dari usia dini, yang tercermin dari aktivitas anak bersama orang tua dalam hal membaca sangat minim.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2024 menunjukkan persentase anak yang dibacakan buku cerita/dongeng dan belajar/membaca buku anak usia dini yang dilakukan bersama orang tua/wali masih sangat kecil, yaitu; berturut-turut hanya sekitar 17,21% dan 11,12%.
Padahal, kedua aktivitas ini sangat bagus untuk menambah literasi anak usia dini.
Grafis
Jadi tidak heran, jika skor Program for International Student Assessment (PISA) kita masih relatif rendah dan tertinggal dari negara lain.
Pada 2022, skor literasi membaca Indonesia menjadi yang terendah di antara skor PISA tahun-tahun sebelumnya.
Sejak 2000, Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) secara konsisten mengadakan penilaian kualitas pendidikan suatu negara melalui PISA untuk mengevaluasi prestasi siswa yang berusia 15 tahun dalam tiga tahun sekali.
Grafis
dalam skala yang lebih besar, rendahnya tingkat membaca ini bisa menghambat kemajuan Pendidikan Nasional.
terutama yang berdampak, pada rendahnya, tingkat literasi, yang mempengaruhi kualitas hidup seseorang.
Orang yang tingkat literasinya rendah, cenderung memiliki porduktivitas rendah dan kesulitan dalam menganalisis suatu informasi.
Alhasil, mereka akan sulit beradaptasi dalam kehidupan yang cepat berubah dan kurang daya saing di pasar tenaga kerja yang kompetitf.
BERSUARA KERAS untuk Demokrasi dan Keadilan dan Kejujuran.
• Informasi Artikel:
| Konteks: Pendidikan, Sosial,
| Penulis: W.J.B
| Sumber: Buku Riset: 'World's Most Literate Nations Ranked,' UNESCO, BPS-RI, PISA, CNBC Research,
| Penerbit: Kupang TIMES