POLITICAL ISSUES: Menggali Politik Identitas di Pilkada NTT 2024.!

Edisi: 972
Halaman 1
Integritas|Independen |Kredibel

       Potret: YAL|Properti

KUPANG TIMES - Pemungutan suara pada Pemilihan Kepala Daerah Serentak 2024, tinggal menghitung hari. 

masa kampanye akan berakhir pada 23 November 2024.

dan tidak ketinggalan, rakyat Nusa Tengara Timur, akan memilih Gubernur dan Wakil Gubernur untuk memimpin Provinsi Kepulauan itu, untuk 5 tahun ke depan (2024--2029).

saat ini, ada tiga pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTT bersama timnya masing-masing sedang bekerja keras, untuk merebut hati 3.988.372 Pemilih yang akan memberikan hak suaranya di 9.866 Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang tersebar di 3.442 Desa dan Kelurahan, 315 Kecamatan, dan 22 Kabupaten/Kota, Rabu (27/11/24) mendatang.

Ketiga Pasangan Cagub-Cawagub tersebut, antara lain:

1. pasangan calon, Yohanis Ansy Lema-Jane Natalia Suryanto, yang didukung tiga partai politik, yakni; PDI-Perjuangan, Hanura, dan Partai Bulan Bintang (PBB).

2. pasangan calon, Melkiades Laka Lena-Johni Asadoma, yang didukung 11 partai politik. 

inilah Koalisi terbesar yang hampir ekuivalen dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang sukses memenangkan Prabowo Subianto menjadi Presiden Ke-8 RI, di Kontestasi Pilpres 2024.

KIM terdiri dari; Golkar, Gerindra, PAN, Demokrat, PSI, Perindo, PPP, Gelora, PKN, Garuda, dan Prima. 

Keberadaan partai berbasis massa Islam, seperti; PAN, PPP, dan Gelora, menjadi salah satu kekuatan untuk mendongkrak suara.

3. pasangan calon, Simon Petrus Kamlasi-Adrianus Geru, yang didukung Partai NasDem, PKB, dan PKS. 

Koalisi ini sama persis dengan koalisi di level Nasional yang menjadi Kendaraan Politik calon Presiden Anies Rasyid Baswedan dalam Kontestasi Pilpres 2024.

berdasarkan Konfigurasi ketiga pasangan calon, yakni; Ansy Lema-Jane Natalia Suryanto, • Melki Laka Lena-Jhoni Asadoma • dan Simon Petrus Kamlasi-Andre Garu, terlihat bahwa; Pilkada 2024, merupakan, pertarungan sesama Politikus.

Jika Kita menggunakan Parameter Geopolitik untuk menjelaskan basis dukungan dari tiga pasangan calon tersebut, maka dua calon gubernur dari Pulau Flores dan satu calon gubernur dari Pulau Timor.

Aspek Geopolitik, 

di Nusa Tenggara Timur, terdapat 3 (tiga) Pulau Besar, yakni; Flores, Timor dan Sumba /atau lazim disebut Flobamora.

Pulau Flores yang terbentang dari Timur di Kabupaten Flores Timur hingga ujung Barat di Kabupaten Manggarai Barat terdiri atas 9 Kabupaten dengan Jumlah Pemilih terbesar, yakni; 1.676.495 Pemilih /atau sekitar 42,01% dari 3.988.372 Pemilih.

Pulau Timor yang terdiri dari; Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Belu dan Malaka dengan jumlah pemilih 1.395.930 /atau 35% dari total pemilih, berdasarkan Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur NTT, yang diterbitkan oleh KPUD NTT, 

Pulau Sumba, mulai dari; Sumba Timur, Sumba Tengah, Sumba Barat, hingga Sumba Barat Daya dengan Daftar Pemilih Tetap 592.472 /atau 14,8% dikutip dari KPUD NTT. 

Aspek geopolitik ini telah memicu isu politik identitas yang sulit terhindarkan pada setiap momentum pesta demokrasi 5 tahunan di NTT.

oleh karena itu, menggali warisan politik masa lalu, menjadi suatu keniscayaan. 

langkah tersebut, dilakukan, demi menghadirkan pilkada yang lebih sehat dengan mengajak rakyat memilih pasangan calon (paslon) yang menawarkan program peningkatan kesejahteraan.

dan di Pilkada 2024 ini, terdapat dua calon gubernur dari Pulau Flores, bahkan berasal dari satu kabupaten, yakni; Kabupaten Ende, dan satu dari Pulau Timor.

apabila dilihat dari ikatan geografis, maka Pilkada 2024, merupakan pertarungan dua lawan satu /atau sebaliknya satu lawan dua.

dalam konteks ini, aspek geopolitik paling mungkin digunakan oleh lawan politik untuk meramu sentimen politik antar wilayah.

"Hal tersebut tidak dapat dimungkiri karena merupakan sesuatu yang given,"|Dr. Ahmad Atang (Direktur. Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Kupang) 

Namun demikian, dalam politik demokrasi modern, politik simbolik tidak selalu inheren dengan kemauan politik rakyat.

karena banyak kasus politik lokal membuktikan hal itu, termasuk di Nusa Tenggara Timur, dan di pilkada-pilkada sebelumnya.

Persoalan yang menjadi perhatian publik saat ini adalah visi, misi, dan program pasangan calon dalam membangun daerah.

Jika parameter ini menjadi dasar pilihan, maka tergantung persepsi publik terhadap apa yang ditawarkan oleh pasangan calon dalam masa kampanye pemilihan.

dari ketiga pasangan calon yang bertarung saat ini, memiliki ide untuk NTT masa depan secara konseptual sangat bagus karena berbasis pada mengatasi problem empirik.

Gagasan-gagasan para calon tersebut muncul dari respons mereka terhadap persoalan yang dihadapi oleh rakyat NTT, seperti; masalah kemiskinan, pengangguran, masalah air bersih, kesehatan, dan problem kesejahteraan lainnya.

oleh karena itu, jika dipetakan berdasarkan tipikal pemilih, maka preferensi pemilih tradisional menengah ke bawah cenderung menggunakan pertimbangan kedekatan /atau kesamaan identitas yang digerakkan oleh sentimen emosional.

sementara itu, pemilih kelas menengah ke atas dan terdidik, cenderung menggunakan preferensi visi, misi, dan program karena mereka lebih rasional dan kritis, dalam memilih paslon.

Berebut Suara Muslim, 

dari tiga pasang calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTT saat ini, memang tidak ada satu pun yang berlatar belakang agama Islam. 

lalu, bagaimana peluang para pasang calon di kantong-kantong muslim.?

diperkirakan 7 hingga 8% Pemilih di NTT berlatar belakang agama Islam dari total keseluruhan 3.988.372 pemilih yang tersebar di 22 kabupaten/kota.

Pemilih Islam ada di semua kabupaten/kota. 

Populasi pemilih beragama IsIam terbesar, berada di Ende, Flores Timur, Lembata, Alor, Timor Tengah Selatan, Kota Kupang, dan Manggarai Barat.

ada tiga partai politik berlatar belakang Islam yang terlibat dalam Kontestasi Pilkada NTT 2024, yakni; PPP, PKB dan PKS, yang punya basis militan.

Basis Islam juga menjadi target yang diperebutkan ketiga Cagub-Cawagub NTT 2024.

mesin partai, relawan, dan ketokohan calon Pemimpin NTT pada 5 tahun ke depan sangat menentukan ke mana arah dukungan pemilih muslim.

Bagaimana hasilnya.? Tunggu saja ke manakah suara pemilih muslim yang tersebar di provinsi berbasis kepulauan itu akan berlabuh pada hari pemungutan suara pada 27 November 2024 mendatang. 

BERSUARA KERAS untuk Demokrasi dan Keadilan dan Kejujuran.

Informasi Artikel:

| Konteks: Politik, 

| Penulis: W.J.B

| Sumber: ANTARA, Dr. Ahmad Atang, 

| Penerbit: Kupang TIMES 

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Copyright © 2022 The Kupang Times Newsroom.com ™ Design By The Kupang Times Newsroom.com ®