ENSIKLOPEDI: Sejarah Hari Pahlawan dan Peristiwa 10 November 1945.?

Edisi: 960
Halaman 4
Integritas |Independen |Kredibel

       Potret: Pinterest|Properti

KUPANG TIMES - Hari Pahlawan merupakan hari Nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia, yang diperingati  tanggal 10 November setiap tahunnya di Indonesia. 

Hari Pahlawan Nasional tersebut, merujuk pada puncak perlawanan rakyat Indonesia pada pertempuran Surabaya yang pecah, pada hari Sabtu, 10 November 1945, di mana para tentara dan milisi Indonesia yang pro-Kemerdekaan berperang melawan tentara Britania Raya dan Belanda yang merupakan bagian dari Revolusi Nasional Indonesia.

Pertempuran Surabaya tersebut, disebabkan karena datangnya pasukan sekutu yang berisikan tentara Inggris dan Belanda /atau dikenal dengan sebutan NICA yang mulai berdatangan ke Kota Surabaya pada Kamis, 25 Oktober 1945. 

tujuan awal sekutu datang, yaitu; untuk mengamankan para tawanan perang dan melucuti senjata Jepang. 

Namun, tiba-tiba pada Sabtu, 27 Oktober 1945, NICA yang dipimpin oleh Brigadir Jendral. Aulbertin Walter Sother Mallaby langsung memasuki wilayah Surabaya dan mendirikan pos pertahanan di sana. 

Pasukan Sekutu yang didominasi tentara Inggris tersebut menyerbu penjara dan membebaskan tawanan perang yang ditahan Indonesia. 

Pasukan NICA perintahkan rakyat Indonesia, untuk menyerahkan senjata mereka. 

Namun, perintah tersebut, dengan tegas ditolak oleh rakyat Indonesia. 

Hingga pada Minggu, 28 Oktober 1945, pasukan Indonesia yang dipimpin Bung Tomo menyerang pos-pos pertahanan Sekutu dan berhasil merebut tempat-tempat penting.

Meskipun terjadi gencatan senjata pada Senin, 29 Oktober 1945, bentrokan-bentrokan bersenjata tetap berlangsung antara masyarakat Surabaya dan tentara Inggris. 

Puncak dari pertempuran tersebut, ketika terbunuhnya Brigadir Jenderal Mallaby, pada Selasa, 30 Oktober 1945, dan hal ini, yang membuat Pasukan Inggris marah. 

pada 10 November pagi, tentara Inggris mulai melancarkan serangan. 

Pasukan sekutu mendapatkan perlawanan dari pasukan dan milisi Indonesia. 

sebagai respon perlawanan terhadap pasukan Indonesia, Militer Inggris mengeluarkan ultimatum pada 10 November 1945 oleh Mayor Jenderal Eric Carden Robert Mansergh yang menggantikan Jenderal Mallaby. 


Ultimatum tersebut tertulis, antara lain:

1. Seluruh pemimpin Indonesia di Surabaya harus melaporkan diri.

2. Seluruh senjata yang dimiliki pihak Indonesia di Surabaya harus diserahkan kepada Inggris.

3. Para pemimpin Indonesia di Surabaya harus datang selambat-lambatnya tanggal 10 November 1945, pukul 06:00 pagi pada tempat yang telah ditentukan dan bersedia menandatangani pernyataan menyerah tanpa syarat.

Jenderal Eric, juga yang meminta pihak Indonesia menyerahkan persenjataan dan menghentikan perlawanan pada tentara Inggris. 

Jika tidak menaati perintahnya, tentara AFNEI dan administrasi NICA mengancam untuk menggempur Kota Surabaya dari darat, laut, dan udara.

Namun, ultimatum tersebut tidak diindahkan oleh para pemimpin perjuangan, arek-arek Surabaya, dan segenap rakyat, sehingga Inggris menyerang Kota Surabaya dari berbagai arah dengan kekuatan darat, laut, udara dan membuat pecahnya pertempuran terbesar di Surabaya pada 10 November 1945. 

Akibat pertempuran tersebut, seketika kota Surabaya menjadi "neraka."

Pertempuran tersebut, berlangsung kurang dari tiga minggu lamanya dan berakhir dengan korban jiwa yang mencapai ribuan orang, hancurnya Kota Surabaya, dan banyak warga sipil yang menjadi korban. 

Sebanyak 20.000 rakyat Surabaya menjadi korban dan 1.600 tentara Inggris tewas, hilang dan luka-luka.

dan salah satu tokoh yang berperan besar untuk mengobarkan semangat perlawanan rakyat Surabaya dalam pertempuran tersebut adalah Bung Tomo, yang menginspirasi melalui penyiaran Radio Pemberontakan milik Barisan Pemberontak Rakyat Indonesia (BPRI). 

Terdapat pula tokoh-tokoh berpengaruh lain dalam menggerakkan rakyat Surabaya pada masa itu, beberapa datang dari latar belakang agama, seperti; KH. Hasyim Asy'ari • KH. Wahab Hasbullah • serta kyai-kyai pesantren lainnya • yang mengerahkan santri-santri mereka dan masyarakat sipil sebagai milisi perlawanan. 

Banyaknya pejuang yang gugur dan rakyat yang menjadi korban pada masa itu membuat Kota Surabaya kemudian dikenang sebagai Kota Pahlawan.

Sebagai bentuk penghargaan atas jasa dan pengorbanan para pahlawan dan pejuang untuk mengusir Inggris, maka pada tahun 1959, Pemerintah resmi menetapkan tanggal 10 November sebagai Hari Pahlawan. 

Hal tersebut tertuang pada Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1959 tentang Hari-hari Nasional yang Bukan Hari Libur dan ditandatangani oleh Presiden Soekarno.

diperingatinya Hari Pahlawan setiap tanggal 10 November bukan tanpa alasan. 

Peringatan tersebut, bertujuan untuk mengenang jasa para pahlawan di pertempuran Surabaya pada tanggal 10 November 1945 silam. 

Selain itu, peringatan ini juga bertujuan untuk mengenang dan menghormati perjuangan para pahlawan di masa lalu. 

Semangat juang tersebut membuat mereka mampu berperang mengusir para penjajah. 

Selain menghormati para pahlawan, memperingati Hari Pahlawan adalah suatu hal bentuk rasa terimakasih kita kepada para pahlawan masa lalu. 

dan sejak saat itu, Hari Pahlawan diperingati pada tanggal 10 November dan Kota Surabaya menjadi kenangan sebagai Kota Pahlawan. 

Selamat Hari Pahlawan 2024.! 

Semoga semangat Perjuangan para Pahlawan terus mengalir dalam darah kita dan menjadi bagian dari identitas kita. 

Tetap jaga Integritas untuk melayani yang lebih baik.

BERSUARA KERAS untuk Demokrasi dan Keadilan dan Kejujuran.

Informasi Artikel:

| Konteks: Sejarah, 

| Penulis: W.J.B

| Sumber: Dirjen Kekayaan Negara, Wikipedia, 

| Penerbit: Kupang TIMES 

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Copyright © 2022 The Kupang Times Newsroom.com ™ Design By The Kupang Times Newsroom.com ®