RESEARCH: 'Indonesia DARURAT Pangan.! Ayam, Telur, Gula Hingga Beras Terancam Krisis.?'

Edisi: 949
Halaman 2
Integritas |Independen |Kredibel

       Potret: KT|Properti

JAKARTA, KUPANG TIMES - dibalik keindahan lanskap Nusantara, tergambar ironi yang yang cukup meresahkan. 

seakan tanah subur Kita, tidak lagi cukup untuk menanggung beban ketahanan pangan bangsa. 

angka-angka terlihat, seperti; menghantui masa depan Indonesia, mulai dari; protein yang langka, benih yang telah lelah, dan ketergantungan pada impor. 

tahun 2024, menuntut Indonesia, untuk tidak hanya bersandar pada janji kesuburan alamnya, tetapi juga strategi yang matang untuk bertahan dalam badai kebutuhan. 

Indonesia kini dihadapkan pada beberapa tantangan besar terkait ketahanan pangan. 

menurut data terbaru dari Badan Pangan Nasional Republik Indonesia (BAPANAS RI), dikutip, Jum'at, (11/10/24), Komoditas vital, seperti; daging ayam ras, telur ayam ras, kacang kedelai, bawang putih, daging sapi, gula, berada dalam ambang krisis. 

tanpa intervensi melalui impor, Negara ini beresiko akan mengalami defisit serius. 

sumber protein yang paling terjangkau, seperti; daging ayam ras dan telur ayam ras menjadi perhatian utama. 

data BAPANAS RI, menunjukkan bahwa; kebutuhan daging ayam ras yang mencapai 3,9 Juta Ton per-tahun hanya disokong stock akhir, sekitar; 239 ribu ton. 

begitu pula dengan telur ayam ras, dengn kebutuhan tahunan yang mencapai 6,4 Juta ton, namun, stok akhir, diperkirakan hanya 173 ribu ton. 

dengan selisih besar tersebut, jelas bahwa; tanpa tambahan impor, pasokan protein murah akan menghadapi tekanan besar. 

selain itu, benih padi yang digunakan terlalu 'jenuh' sebagian besar berusia lebih dari dua dekade. 

ketergantungan pada impor juga mencengkram komoditas, seperti; kacang kedelai dan bawang putih. 

stok akhir kacang kedelai diperkirakan hanya 192 ribu ton, sementara kebutuhan tahunan melampaui 3 juta ton. 

tidak hanya itu, daging sapi dan gula konsumsi juga dalam ancaman defisit. 

kebutuhan daging sapi, yang mencapai lebih dari 950 ribu ton, hanya disokong stok akhir sekitar 180 ribu ton. 

krisis pangan ini, memerlukan tindakan cepat. 

Pemerintah harus mempercepat impor, sementara strategi jangka panjang harus difokuskan pada revitalisasi sistem perbenihan nasional dan peningkatan produktivitas pangan domestik. 


cukup tahu • seusai pelantikan di Gedung MPR-RI, Minggu, (20/10/24) lalu, dalam Pidato Kenegaraan, Presiden RI, Prabowo Subianto, mengatakan bahwa; Indonesia harus segera swasembada pangan, dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, harus mencapai ketahanan pangan. 

BERSUARA KERAS untuk Demokrasi dan Keadilan dan Kejujuran.

Informasi Artikel:

| Konteks: Pangan, Perdagangan, 

| Penulis: W.J.B

| Sumber: BAPANAS RI, Research CNBC Indonesia, 

| Penerbit: Kupang TIMES 

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Copyright © 2022 The Kupang Times Newsroom.com ™ Design By The Kupang Times Newsroom.com ®