Gimana CARANYA.? Intelijen Israel MELACAK Keberadaan Hassan Nasrallah DAN Membunuhnya.?

Edisi: 923
Halaman 1
Integritas |Independen |Kredibel

       Potret: T|Properti

KUPANG TIMES - Kesuksesan Militer Israel, membunuh Pemimpin Tertinggi Hizbullah, Hassan Nasrallah, tidak terlepas dari tim Intelijen-nya, yang diduga kuat bertanggung jawab atas meledaknya sejumlah pager dan walkie-tolkie di Lebanon beberapa waktu lalu. 

dan, sistem komunikasi tradisional Hizbullah tersebut, menjadi tantangan tersendiri, bagi tim Intelijen Israel.

dilansir dari New York Times, menulis bahwa; Unit 8200 berperan penting dalam keberhasilan operasi Intelijen Israel di Lebanon, untuk menyingkirkan Hassan Nasrallah. 

Unit tersebut, bekerja secara intensif sejak 2006 lalu, untuk menembus pertahanan Hizbullah dengan memata-matai komunikasi dan memantau sebaran anggota kelompok itu secara intensif melalui satelit dan pesawat nirawak. 

lalu, bagaimana tim Intelijen Israel dapat melacak lokasi dan keberadaan, Hassan Nasrallah di Lebanon dan kemudian mengirim bom yang dijatuhkan dari pesawat tempur dan membunuhnya, Jum'at, (27 September 2024, lalu.?

Nasrallah Tidak Gunakan Telepon, 

salah satu tantangan intelijen Israel adalah sistem komunikasi Hizbullah yang tradisional, sehingga tidak bisa diakses oleh teknologi pengintaian canggih milik Negeri Yahudi tersebut. 

INFO: Hamas juga menggunakan sistem komunikasi yang sama.

Brigadir Jenderal, Munir Shehadeh, mantan koordinator pemerintah Lebanon untuk Pasukan Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon (UNIFIL) dan bekas kepala mahkamah militer, mengatakan bahwa; kemampuan sistem spionase Israel melampaui Hizbullah. 

Namun, Israel juga punya banyak kelemahan, contoh; paling nyata adalah bahwa; hingga setahun perang berlangsung di Gaza, Israel belum bisa mengungkap lokasi para tawanan Hamas berada.

Shehadeh, mengatakan kepada Alhurra, Minggu, (29/09/24) bahwa; "para pemimpin Hamas mengetahui kelemahan ini,"

"mereka kemudian melawan Israel dengan menggunakan metode lama yang tidak bertumpu pada teknologi maju,"

"mereka kembali menggunakan sistem komunikasi tradisional seperti surat dan pesan lisan ketimbang telepon genggam,"

strategi Hamas tersebut, yang disebut “kuno” oleh ahli keamanan Lebanon itu, membuat arus komunikasi mereka lambat, misalnya; Yahya Sinwar, pemimpin Hamas, baru menerima jawaban atas pesan yang dikirimnya empat hari kemudian, dan Hizbullah pun demikian. 

Brigadir Jenderal Purnawirawan Fadi Daud, eks komandan Angkatan Bersenjata Lebanon, kepada Alhurra, sedikit menjelaskan bahwa; Hassan Nasrallah menolak menggunakan telepon pintar dan bahkan telepon kabel. 

Ulama Syiah Lebanon itu menggunakan sistem telekomunikasi khusus yang di dunia militer disebut “telepon lapangan," alat komunikasi yang terhubung di lingkaran orang-orang tertentu dalam sebuah jaringan privat.

Daud, melanjutkan, demi keamanan, Nasrallah juga tidak menonton televisi, karena khawatir terhadap “operasi mata-mata teknologi.

Daud, mengatakan, Nasrallah mendapatkan berita melalui pesan yang disampaikan orang-orang yang sangat dekat dengannya.

Perang Suriah Membuka Rahasia, 

Kekunoan komunikasi Hizbullah ini membuat intelijen Israel sulit mengidentifikasi gerakan organisasi tersebut. 

dan semua berubah, ketika terjadi perang sipil di Suriah pada 2012 lalu. 

saat itu Hizbullah mengirim pasukannya untuk membantu Presiden Suriah Bashar al-Assad menghadapi perlawanan kelompok-kelompok pemberontak bersenjata, termasuk Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), yang menguasai sebagian besar Suriah timur dan Irak barat.

Perang Suriah itu mengungkap banyak sekali informasi tentang Hizbullah yang selama ini tertutup. 

ini gara-gara anggota Hizbullah menggunakan alat komunikasi seperti telepon pintar, radio, dan gawai nirkabel, yang mudah dipantau Israel.

mereka juga terus menerus menerbitkan informasi secara terbuka tentang para pejuangnya yang terbunuh, yang justru mengungkapkan informasi pribadi mereka. 

mereka juga mempublikasikan pemakaman para pejuang mereka dan para petinggi Hizbullah yang hadir.

dari berbagai informasi tersebut, akhirnya memungkinkan intelijen Israel memetakan profil para operator Hizbullah, termasuk para pemimpinnya. 

Intelijen Israel, kemudian, mempersempit targetnya dengan meretas perangkat komunikasi anggota Hizbullah dan terkadang telepon seluar para istri mereka. 

dengan peretasan tersebut, membuat Intelijen Israel dapat melacak pergerakan orang-orang Hizbullah.

“Mereka berubah dari orang yang sangat disiplin dan puritan menjadi seseorang yang membiarkan lebih banyak orang masuk dari pada seharusnya,”

“Kepuasan diri dan kesombongan itu disertai dengan perubahan dalam keanggotaannya-mereka mulai menjadi lembek.”|Yezid Sayigh (peneliti senior di Carnegie Middle East Center), kepada Financial Times. 

Mata-mata Israel juga melacak pergerakan para pemimpin Hizbullah dengan meretas kamera keamanan di Lebanon dan membaca odometer mobil mereka. 

dengan cara ini, bila rutinitas mereka menyimpang, maka Hizbullah dapat diperkirakan akan segera melakukan serangan.

Mengintai Nasrallah, 

Intelijen Israel memiliki teknologi yang sangat canggih. 

Kerja mereka, didukung satelit mata-mata, pesawat nirawak canggih, dan kemampuan peretasan siber yang mengubah ponsel menjadi alat penyadap.

menurut Financial Times, bila seorang anggota Hizbullah teridentifikasi, pola pergerakan hariannya dimasukkan ke dalam basis data informasi mereka. 

Basis data ini bersumber dari banyak perangkat, termasuk ponsel yang telah diretas, pesawat nirawak yang terbang di atasnya, rekaman kamera CCTV yang yang kebetulan dia lewati, dan bahkan suaranya yang terekam pada mikrofon kendali jarak jauh TV modern.

Proses tersebut, membutuhkan waktu dan kesabaran selama bertahun-tahun. 

Pelan-pelan mereka mulai dapat mengidentifikasi Hassan Nasrallah. 

dilansir dari New York Times, Intelijen Israel sudah lama mengetahui soal markas Hizbullah di ruang bawah tanah di kawasan Dahieh, Beirut Selatan, tempat para pemimpin Hizbullah sering rapat.

dan pada Jum'at malam, 27 September 2024, pesawat Militer Israel menjatuhkan bom berkekuatan tinggi untuk menembus ruang bawah tanah itu. 

Nasrallah dan para pemimpin Hizbullah yang tengah berkumpul pun tewas.

Munir Shehadeh, mengatakan bahwa; "operasi itu tak akan berhasil tanpa dukungan pihak lain,"

“Israel tidak akan berhasil dalam operasi ini, tanpa dukungan keamanan dan perolehan informasi intelijen dari negara-negara Barat, seperti; Amerika Serikat dan Inggris,”

Namun, Amerika Serikat, membantah, kalau mereka mengetahui /atau berperan dalam pembunuhan Nasrallah.

Fadi Daud, menilai bahwa; ketepatan serangan Militer Israel itu, sulit dicapai tanpa ada seseorang yang membantu memastikan lokasi Nasrallah. 

Le Parisien, surat kabar Prancis, menulis; Israel diberitahu oleh seorang mata-mata Iran tentang kedatangan Nasrallah ke markas tersebut beberapa jam sebelum serangan terjadi. 

BERSUARA KERAS untuk Demokrasi dan Keadilan dan Kejujuran.

Informasi Artikel:

| Konteks: Militer, Teknologi, Militer, 

| Penulis: W.J.B

| Sumber: New York Times, Financial Times, Le Parisien, 

| Penerbit: Kupang TIMES 

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Copyright © 2022 The Kupang Times Newsroom.com ™ Design By The Kupang Times Newsroom.com ®