TERMASUK Prov. NTT.! ini Daftar 11 Provinsi yang Mengalami Deflasi IHK Parah.?

Edisi: 899
Halaman 1
Integritas |Independen |Kredibel

               Potret: ABN|Properti

JAKARTA, KUPANG TIMES - Memasuki Bulan September 2024, Indonesia harus dihadapkan dengan tantangan ekonomi yang serius dan kabar buruk terkait deflasi yang berlangsung selama empat bulan berturut-turut, yang disertai dengan kontraksi PMI manufaktur.

Pada Senin, (02/09/24), Badan Pusat Statistik Republik Indonesia (BPS RI) melaporkan bahwa; Indeks Harga Konsumen (IHK) untuk Agustus 2024 kembali mengalami deflasi, mencatatkan penurunan bulanan yang mengejutkan sebesar 0,03%. 

Deflasi ini adalah yang ke empat kalinya secara beruntun. 

Sejumlah daerah juga terus mencatatkan deflasi yang cukup dalam.

Ini merupakan anomali dalam sejarah ekonomi Indonesia, terakhir kali terjadi pada tahun 1999. 

Penurunan tersebut, terutama, disebabkan oleh turunnya harga pangan yang bersifat volatil.

lebih lanjut, Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur Indonesia juga mengalami kontraksi untuk dua bulan berturut-turut, mencapai 48,9 pada Agustus 2024, turun dari 49,3 pada Juli 2024.

Berikut, di bawah ini adalah daftar 11 Provinsi di Indonesia yang mengalami deflasi terdalam pada Agustus 2024, antara lain:

Provinsi Kalimantan Tengah menjadi wilayah dengan penurunan IHK paling tajam. 

IHK di provinsi ini turun sebesar 0,39% secara bulanan, dari bulan sebelumnya, IHK tercatat di angka 105,53. 

Meskipun secara tahunan IHK di wilayah ini masih menunjukkan kenaikan sebesar 1,29%, penurunan bulanan yang besar ini mencerminkan adanya tekanan deflasi yang cukup kuat.

berikut ada Provinsi Kalimantan Selatan dan Maluku yang juga mengalami penurunan cukup signifikan. 

IHK di Kalimantan Selatan turun 0,36% menjadi 105,88, sedangkan Maluku mencatat penurunan sebesar 0,34% dengan IHK sebesar 106,54.

Kedua Provinsi ini juga masih menunjukkan pertumbuhan tahunan, masing-masing sebesar 1,71% dan 2,58%, yang menunjukkan bahwa meskipun terjadi deflasi bulanan, tekanan inflasi tahunan masih ada, meski mulai mereda.

di Provinsi Riau, IHK turun 0,27% secara bulanan menjadi 106,15, sementara di Sulawesi Tenggara, penurunan IHK tercatat pada 0,27% dengan angka IHK sebesar 106,33. 

Kedua Provinsi ini juga menunjukkan pertumbuhan tahunan, masing-masing sebesar 1,99% dan 1,62%, tetapi penurunan bulanan ini mengindikasikan bahwa; harga-harga mulai menurun dalam jangka pendek.

Provinsi Sulawesi Tengah dan Kalimantan Barat masing-masing mencatat penurunan IHK sebesar 0,25% secara bulanan, dengan IHK di angka 106,75 dan 105,69. 

Penurunan ini terjadi, meskipun kedua Provinsi tersebut masih menunjukkan pertumbuhan tahunan masing-masing sebesar 2,14% dan 1,47%.

Provinsi Nusa Tenggara Timur, juga mengalami penurunan IHK sebesar 0,25% menjadi 105,09, diikuti oleh Papua Tengah yang meskipun memiliki IHK tertinggi di antara wilayah-wilayah lain dalam daftar ini, yakni; 109,93, tetap mencatat penurunan 0,24% secara bulanan.

Namun, Papua Tengah menunjukkan pertumbuhan tahunan yang cukup kuat sebesar 3,74%, menandakan bahwa meskipun ada tekanan deflasi dalam jangka pendek, inflasi tahunan masih cukup tinggi.

Provinsi Sumatera Selatan dan Kalimantan Utara menutup daftar ini dengan penurunan IHK masing-masing sebesar 0,19%. 

IHK di Sumatera Selatan tercatat di 105,91, sementara di Kalimantan Utara berada di angka 105,30.

Kedua provinsi ini masih menunjukkan pertumbuhan tahunan sebesar 1,80% dan 1,59%, tetapi penurunan bulanan yang moderat ini tetap menunjukkan adanya penurunan tekanan inflasi dalam jangka pendek.


Kondisi tersebut diatas, mengindikasikan, adanya pelemahan daya beli masyarakat yang terus berlanjut, terutama di tengah ketidakstabilan ekonomi global dan domestik. 

Ekonom Bank Danamon, Hosianna Situmorang, mengatakan, deflasi ini sebagian besar disebabkan oleh penurunan harga pangan yang bersifat volatil.

senada dengan itu, Chief Economist Bank Permata, Josua Pardede, mengatakan bahwa; deflasi yang diikuti dengan penurunan PMI Manufaktur menjadi indikasi kuat adanya penurunan daya beli masyarakat.

Paul Smith dari S&P Global Market Intelligence, menambahkan, penurunan dalam manufaktur Indonesia semakin intensif, ditandai dengan penurunan tajam dalam pesanan baru dan output untuk pertama kalinya dalam tiga tahun, dan semakin memperjelas kondisi ekonomi yang sedang mengalami tekanan.

Ekonom Senior Samuel Sekuritas Indonesia, Fithra Faisal, mengatakan, diperlukan dukungan kebijakan yang potensial untuk menstabilkan sektor manufaktur tersebut.
 
Ekonomi Pedia • deflasi adalah suatu periode di mana harga-harga secara umum mengalami penurunan dan nilai uang bertambah. 

Ekonomi yang mengalami deflasi akan menunjukkan gejala harga-harga, gaji, dan upah menurun.

BERSUARA KERAS untuk Demokrasi dan Keadilan dan Kejujuran.

Informasi Artikel:

| Konteks: Ekonomi, Perdagangan, Bisnis, 

| Penulis: W.J.B

| Sumber: BPS RI, CNBC Indonesia, Wikipedia, Hosianna Situmorang, Josua Pardede, Paul Smith, Fithra Faisal, 

| Penerbit: Kupang TIMES 

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Copyright © 2022 The Kupang Times Newsroom.com ™ Design By The Kupang Times Newsroom.com ®