MOMEN Presiden RI, Soeharto TERSINGGUNG dengan UCAPAN Benny Moerdani, KARIER Sang Jenderal TAMAT.?

Edisi: 916
Halaman 1
Integritas |Independen |Kredibel

       Potret: Pinterest|Properti

KUPANG TIMES - Maksud hati memberi masukan untuk kebaikan, Benny Moerdani malah membuat tersinggung sang atasan.

tampaknya, tidak ada ahli sejarah politik yang bisa menafsirkan hubungan istimewa antara Soeharto dengan Leonardus Benyamin Moerdani. 

Hal tersebut diakui oleh LB Moerdani, saat diwawancarai oleh Journalist Far Eastern Economic Review, David Jenkins. 

dalam wawancara tersebut, bang Benny (panggilan akrab) mengatakan, hubungan tersebut, seperti ayah dan anak. 

sang Jenderal sendiri mengenal dengan baik Jenderal. Soeharto, saat keduanya terlibat dalam Operasi Trikora dan Operasi Naga, dua aksi militer Indonesia untuk menguasai Irian Barat pada awal 1960-an.

Pengamat Militer, Salim Haji Said, mengatakan, sejak awal Benny sudah 'cocok' dengan Soeharto, begitu juga sebaliknya. 

Ketika Soeharto sudah menjadi Presiden, sementara Benny menjadi Intel di Kuala Lumpur dan Seoul, Benny selalu didatangkan secara khusus untuk menjaga keselamatan Soeharto jika ada lawatan ke luar negeri.

"artinya Soeharto sudah lama percaya kepada Benny dan mengakui keandalannya sebagai security officer…"|Said (Pengamat Militer) 

pendapat yang sama juga diungkapkan oleh Marsekal Muda TNI (Purn). Teddy Rusdy. 

menurut anak buah Benny semasa di badan intelijen tersebut, loyalitas atasannya itu kepada Soeharto tidak perlu diragukan lagi. 

Begitu loyalnya, hingga hal-hal terburuk tentang Soeharto dan keluarganya yang mengancam masa depan pemerintahannya pun selalu dia sampaikan kepada sang presiden sendiri.

"Dia itu seorang loyalis beneran,"

"tidak pernah dia melaporkan sesuatu hal yang sifatnya ABS (Asal Bapak Senang) saja kepada Pak Harto,"|Teddy (eks anak buah LB Moerdani) 

Benny Moerdani Dituduh Ingin Kudeta, 

Citra Benny sebagai orang kepercayaan Soeharto, memunculkan ketidaksenangan di sebagian pihak yang merupakan lingkaran terdekat dari sang presiden. 

sebagai contoh; pada saat Benny hendak diangkat menjadi Panglima ABRI, muncul selentingan isu yang menyebut dirinya akan melakukan kudeta terhadap Soeharto.

Isu yang bertiup kencang tersebut sempat membuat menantu Soeharto, yakni; Kapten. Prabowo Soebianto, nyaris melakukan gerakan. 

menurut Sintong Panjaitan dalam tulisan: 'Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando,' Karya: Journalist, Hendro Subroto, Prabowo bahkan sempat mendatangi Mayor. Luhut Binsar Pandjaitan, dan mengajak atasannya tersebut, menyelamatkan Negara dari Kudeta Letnan Jenderal. L.B. Moerdani.

Teddy, mengatakan, isu tersebut sebagai omong kosong. 

Ketika isu tersebut Bertiup Kencang, 

Teddy, mengatakan, dirinya langsung meminta pendapat kepada sejumlah Perwira Tinggi Militer TNI, seperti; Jenderal. Try Soetrisno, • Jenderal Eddi Sudradjat • dan Brigadir Jenderal. Jasmin, selaku atasan Prabowo Subianto di Kopassandha (sekarang Kopassus). 

Teddy, mengatakan, para Perwira Tinggi Militer tersebut, kompak mengatakan, tidak percaya dengan isu tersebut. 

"Pernyataan Pak Benny Moerdani mau kudeta adalah fitnah tanpa fakta,"|Teddy (eks anak buah LB Moerdani) dalam buku biografinya: '70 Tahun Teddy Rusdy: Think Ahead,' Karya: Servas Pandur.

lalu apakah Presiden Soeharto sendiri mempercayai isu tersebut.? 

Sejarah membuktikan Soeharto tetap mendapuk Benny sebagai Panglima ABRI menggantikan Jenderal M. Yusuf.

Jalan untuk Try Soetrisno, 

pada Februari 1988, suhu Politik Indonesia menghangat. 

berbagai kalangan mengatakan, nama Benny mencuat sebagai calon Wakil Presiden selain Sudharmono dan H.J. Naro. 

Kendati sempat mengencang, isu tersebut ditepis langsung oleh Benny. 

Alih-alih menyatakan keinginannya untuk menjadi Wakil Presiden, bang Benny justru memberi jalan kepada koleganya Try Soetrisno dengan 'mengorbankan' jabatannya sebagai Panglima ABRI.

“…Kalau saya masih menjadi Ketua 'Partai ABRI,'

"tetapi sejak dua jam lalu, ketua partai sudah bukan di tangan saya lagi, melainkan Try…"|Benny (eks Panglima ABRI) dalam buku biografinya.

Nyatanya harapan Benny Kandas, karena Soeharto 'memilih' Sudharmono sebagai pendampingnya hingga 1993.

meski Try tidak terpilih, Benny tetap duduk di Kabinet Pembangunan V sebagai Menteri Pertahanan. 

walaupun demikian, upaya Benny untuk memuluskan jalan Try ke posisi Wakil Presiden dengan berbagai manuver politik membuat sikap Soeharto berubah. 

Soeharto mulai 'mencurigai' Benny.

Soeharto Tersinggung, 

hingga pada suatu momen, Kecurigaan tersebut berubah menjadi kemarahan saat putra-putri Soeharto beserta sebagian mantu-mantunya terlibat berbagai bisnis besar di Republik ini. 

Banyak kalangan yang gerah melihat situasi tersebut. 

Teddy masih ingat, saat menjadi Panglima ABRI, dirinya bersama Benny sempat membuat analisa bahwa; kondisi itu akan menjadi faktor tidak menguntungkan secara politis bagi Presiden Soeharto.

Benny yang merasa bertanggungjawab akan keberlangsungan kekuasaan Soeharto, langsung datang ke jalan Cendana untuk menyampaikan soal itu. 

alih-alih dihadapi secara serius, Soeharto malah mengajak Benny untuk bermain Biliar. 

saat bermain Biliar itulah, secara hat-hati Benny menyampaikan kekhawatirannya, terkait tingkah laku anak-anak dan mantu-mantu Soeharto, yang berpotensi mengancam posisi sang presiden.

menurut Julius Pour, Benny menyampaikan kondisi tersebut bisa membahayakan posisi Soeharto sebagai Presiden. 

Namun, secara tegas, Benny menyatakan ABRI masih berada di belakang sang presiden.

"tapi saya tidak bisa menjamin mereka juga bakal mendukung putra-putri Bapak…"|Benny (eks Panglima ABRI) 

tidak nyaman dengan perkataan Benny, Soeharto secara tiba-tiba meletakan tongkat biliar-nya. 

dengan muka senewen, Soeharto meninggalkan Benny sendirian. 

awalnya sang Jenderal mengira Soeharto pergi ke toilet.

"Ternyata dia meninggalkan saya untuk tidur,"

"Maka saya sadar dia marah atas kata-kata yang baru saja saya ucapkan…"|Benny (eks Panglima ABRI) dalam wawancara kepada penulis, Julius Pour.

Usai kejadian tersebut, Soeharto mulai menjauh dari Benny. 

Masukan Benny ternyata membuat sang Presiden tersinggung berat. 

hal tersebut, disampaikan Soeharto kepada Try Soetrisno, saat sang wapres menyampaikan keprihatinan para Jenderal Senior terhadap kegiatan bisnis putra-putrinya.

"Try, apakah ada aturannya /atau undang-undang yang melarang anak pejabat berbisnis.?"

"Kalau ada, saya tidak mau jadi Presiden…"|Soeharto (Presiden Ke-2 RI) dikutip dari Salim Haji Said dalam menyaksikan 30 Tahun Pemerintah Otoriter Soeharto.

sejak retaknya hubungan Benny Moerdani dan Soeharto tersebut, tidak jelas, hukuman apa yang diberikan Soeharto kepada Benny.?

tapi yang jelas, pada saat, Presiden Soeharto menunjuk dan melantik para menteri yang duduk di Kabinet Pembangunan VI, Benny sama sekali tidak diikutsertakan (tidak masuk Kabinet). 

dan sejak saat itu, berakhirlah karier sang loyalis sebagai orang dekat  Soeharto. 

BERSUARA KERAS untuk Demokrasi dan Keadilan dan Kejujuran.

Informasi Artikel:

| Konteks: Sejarah, Sosial, Hukum, Politik, 

| Penulis: W.J.B

| Sumber: Far Eastern Economic Review, Servas Pandur (Penulis), Julius Pour (Penulis), 

| Penerbit: Kupang TIMES 

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Copyright © 2022 The Kupang Times Newsroom.com ™ Design By The Kupang Times Newsroom.com ®