di Rumah Achmad Soebardjo, Tan Malaka dan Soekarno BERTEMU Face to Face.!

Edisi: 819
Halaman 1
Integritas|Independen |Kredibel

       Potret: KT|Properti

KUPANG TIMES - setelah sekian lama tidak bertemu, Achmad Soebardjo, dibuat kaget, setelah rumahnya kedatangan Tan Malaka. 

keduanya bertemu terakhir kali, saat berada di Leiden, tahun 1930-an.

kedatangan Tan Malaka kediaman Achmad Soebardjo, saat Indonesia baru saja mengikrarkan kemerdekaan. 

di hadapan Achmad Soebardjo, Tan Malaka, mengatakan, keinginan untuk bertemu pemimpin negara. 

"Soebardjo merasa agak aneh dan sedikit khawatir,"

"menurut Soebardjo, ada kekhawatiran, Tan Malaka akan memengaruhi pemimpin-pemimpin negara saat itu,"| Yeni Mada (Peneliti dan Pengagum Tan Malaka), kepada National Geographic Indonesia, Rabu, (14/04/21) lalu.

singkat cerita, Achmad Soebardjo, mempersilakan, Tan Malaka menginap di paviliun rumahnya yang berlokasi di Cikini Raya di Jakarta Pusat, yang telah ditempatinya, sejak zaman Hindia Belanda. 

dan Paviliun tersebut, pernah menjadi kantor Kementerian Luar Negeri Indonesia, tempat kerja Achmad Soebardjo. 

"Permintaan Tan Malaka dikabulkan oleh Subardjo, setelah syarat terpenuhi, yakni; Tan Malaka menceritakan kisahnya selama dalam pengasingan,"|Yeni Mada (Peneliti) yang bercerita berdasarkan apa yang tertulis dalam buku berjudul Tan Malaka, Gerakan Kiri, dan Revolusi Indonesia 1 itu. 

INFO: Buku tersebut merupakan karya Harry A. Poeze.

Poeze merupakan peneliti KITLV sekaligus penulis buku biografi Tan Malaka. 

bahkan, yang Harry tulis adalah buku biografi terbesar terkait Tan Malaka.

dengan difasilitasi oleh Achmad Soebardjo, Presiden Pertama Republik Indonesia, Soekarno, akhirnya menemui Tan Malaka di rumah tersebut. 

"dalam pertemuan itu Bung Karno mengatakan dan mengakui, banyak belajar dari bukunya Tan Malaka yang berjudul Aksi Massa,"|Yeni Mada (Peneliti) 

dalam pertemuan tersebut Bung Karno meminta pendapat Tan Malaka perihal strategi perjuangan mempertahankan kedaulatan bangsa. 

Yeni, mengatakan, tidak disangka,  Tan Malaka memiliki syarat, dalam bentuk surat, sebagai tanda perkenalannya dengan Bung Karno.

"tidak lama kemudian, testamen politik itu hadir,"

"isi testamennya adalah kekuasaan akan diberikan kepada Tan Malaka, Sutan Sjahrir, Iwa Kusumasumantri, serta Wongsonegoro,"

"jika Soekarno-Hatta ditangkap,"|Yeni Mada (Peneliti) 

Yeni Mada, mengatakan, "di rumah Subardjo ini juga Tan Malaka jatuh cinta kepada keponakan Achmad Soebardjo, Jo yang pintar main piano,"

Bambang Eryudhawan, anggota Tim Ahli Cagar Budaya DKI Jakarta sekaligus kurator dari Yayasan Bung Karno, juga membenarkan bahwa; kediaman Achmad Soebardjo memang pernah jadi tempat pertemuan bersejarah antara Soekarno dan Tan Malaka. 

"Kemudian dilanjutkan lagi pada waktu-waktu berikutnya di rumah Dokter Soeharto di Jalan Kramat dan itu menghasilkan Testamen Politik,"|Yudha (anggota Cagar Budaya DKI Jakarta) 

dan Pertemuan kedua tokoh itu terjadi, tidak lama setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. 

Harry A. Poeze, dalam bukunya, menulis pertemuan tersebut terjadi pada 9 September 1945.

"Karena waktu proklamasi bahkan Tan Malaka juga nggak terinfokan ada proklamasi,"

"Jadi Pak Bardjo yang mengakomodasi pertemuan itu di rumahnya di Cikini,"

"dan itulah pertemuan Bung Karno dan Tan Malaka yang pertama secara face to face,"|Yudha (anggota Cagar Budaya DKI Jakarta), mengisahkan kembali sejarah yang ditulis Poeze tersebut.

sebelumnya, Bung Karno bersama Bung Hatta juga pernah bertemu Tan Malaka di Bayah, Banten. 

waktu itu Tan Malaka jadi pekerja romusha, kerja paksa khas Jepang, di sana. 

Bung Karno dan Bung Hatta bertemu Tan di Bayah, tapi saat itu Tan menyamar sebagai pria bernama Ilyas, tidak mengaku sebagai Tan Malaka.

Sewaktu bersekolah di Belanda, Bung Hatta sebenarnya juga pernah bertemu dengan Tan Malaka. 

"tapi itu kan 20 tahun yang lalu, jadi dia sudah lupa wajah Tan Malaka,"|Yudha (anggota Cagar Budaya DKI Jakarta) 

maka baru di rumah Achmad Soebardjo-lah Soekarno dan Tan Malaka bisa benar-benar bertemu dan berbicara secara terbuka dengan mengakui identitas diri masing-masing. 

dari perbincangan di rumah Achmad Soebardjo itulah kemudian lahir Testamen Politik dari Bung Karno.

Isi testamen politik itu adalah kekuasaan Republik Indonesia akan dilimpahkan kepada Tan Malaka, Sutan Sjahrir, Iwa Kusumasumantri, serta Wongsonegoro, jika Soekarno-Hatta ditangkap oleh sekutu. 

Namun, ternyata Soekarno dan Hatta, tidak ditangkap, sehingga Tan Malaka tidak pernah sempat memimpin negeri ini.


Rumah Achmad Soebardjo yang menyimpan banyak peristiwa bersejarah itu kini dijual pihak keluarga. 

Rumah bergaya Hindia yang berlokasi di Jalan Cikini Raya No.80, Jakarta Pusat, itu dijual melalui iklan di akun Instagram Kristo House (@kristohouse), sebuah kantor agen properti di Jakarta.

Yudha menegaskan pentingnya bagi pemerintah pusat Indonesia untuk menjaga dan melestarikan rumah bersejarah milik pahlawan nasional tersebut. 

Sebab, sosok Achmad Soebardjo yang telah wafat pada 1978 lalu itu merupakan tokoh penting dalam sejarah kemerdekaan bangsa ini.

"Jadi, Soebardjo memainkan peran penting dari penjemputan Soekarno dan Hatta di Rengasdengklok sampai kemudian mendapatkan rumah Maeda sebagai tempat penyusunan naskah proklamasi,"|Yudha (anggota Cagar Budaya DKI Jakarta) 

Soebardjo juga merupakan tokoh yang turut menyusun naskah teks Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia bersama Soekarno dan Hatta.

"ada tiga orang tokoh utama yang menjadi aktor utama dari proses proklamasi itu, salah satunya Achmad Soebardjo,"

"Jadi dari sisi sejarah Indonesia rumah itu adalah salah satu jejak penting dalam narasi kemerdekaan indonesia,"|Yudha (anggota Cagar Budaya DKI Jakarta) 

Potret: berbagai sumber|Achmad Soebardjo (Jas Abu Gelap) 

BERSUARA KERAS untuk Demokrasi dan Keadilan dan Kejujuran. 

| Narasi: Sejarah, 

| Text: W.J.B

| Sumber Literasi: Tempo, National Geographic History, 

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Copyright © 2022 The Kupang Times Newsroom.com ™ Design By The Kupang Times Newsroom.com ®