Edisi: 774
Halaman 3
Integritas|Independen |Kredibel
KREMLIN, RUSIA, KUPANG TIMES - Vladimir Putin resmi dilantik kembali menjadi Presiden Rusia dalam seremoni mewah yang, digelar di Kremlin, Rusia, Selasa, (07/05/24) waktu setempat.
Presiden Rusia, Vladimir Putin dilantik untuk masa jabatan presiden selama enam tahun kedepan.
Upacara Pelantikan tersebut diboikot oleh Amerika Serikat dan sejumlah negara Barat lainnya, karena perang Rusia di Ukraina.
Putin menang telak dalam pemilihan presiden pada Maret 2024 lalu.
Putin berkuasa sebagai Presiden Rusia, sejak 1999 silam.
dengan masa kepemimpinan selama 24th, Vladimir Putin sudah menjadi kepala negara Rusia selama lima periode.
dalam pidato singkatnya, Putin, mengatakan, bahwa; Rusia terbuka untuk mengembangkan hubungan dengan negara lain yang ia gambarkan sebagai mayoritas dunia.
"Sistem kenegaraan Rusia harus tahan terhadap segala ancaman dan tantangan,"
"Kami adalah orang yang bersatu dan hebat, kami akan mengatasi semua hambatan,"|Vladimir Putin (Presiden Rusia)
Putin memulai tugas barunya, usai lebih dari dua tahun mengirimkan puluhan ribu tentara ke Ukraina.
di usia 71th, Putin telah mendominasi lanskap politik dalam negeri.
di panggung Internasional, Putin, sering terlibat dalam konfrontasi dengan negara-negara Barat yang dituduhnya menggunakan Ukraina sebagai kendaraan untuk memecah belah Rusia.
“Bagi Rusia, ini adalah kelanjutan dari jalan kami, ini adalah stabilitas – Anda dapat bertanya kepada warga mana pun yang berada di jalan,”
“Presiden Putin terpilih kembali dan akan melanjutkan jalannya, meskipun Barat mungkin tidak menyukainya,"
"Namun, mereka akan memahami bahwa Putin adalah stabilitas bagi Rusia, bukan semacam orang baru yang datang dengan kebijakan baru – baik kerja sama /atau konfrontasi,"|Sergei Chemezov (sekutu dekat Putin) kepada Jurnalis Reuters, sebelum upacara pelantikan.
bahkan di pemilu lalu, lawannya yang paling terkenal, Alexei Navalny, meninggal mendadak di penjara Arktik sebulan sebelum pemungutan suara.
AS dan negara-negara Barat lainnya tidak menghadiri upacara pelantikan di Kremlin tersebut.
“Tidak, kami tidak akan memiliki perwakilan pada pelantikannya,"
“Kami tentu saja tidak menganggap pemilu itu bebas dan adil,"
"namun dia adalah presiden Rusia dan dia akan terus melanjutkan kapasitasnya,”|Matthew Miller (Jubir Kemlu AS), Senin, (07/05/24).
Inggris, Kanada, dan sebagian besar negara Uni Eropa juga memutuskan untuk memboikot pengambilan sumpah tersebut.
namun, Prancis mengatakan akan mengirimkan duta besarnya.
Ukraina, mengatakan, acara tersebut bertujuan untuk menciptakan ilusi legalitas bagi seseorang yang berkuasa hampir seumur hidup.
Putin dianggap telah mengubah Federasi Rusia menjadi negara agresor dan rezim yang berkuasa menjadi negara diktator.
BERSUARA KERAS untuk Demokrasi dan Keadilan dan Kejujuran.
| Narasi: Politik,
| Text: W.J.B
| Sumber Literasi: AP, Reuters,