Edisi: 698
Halaman 3
Potret: KT|Properti
KUPANG TIMES - beberapa hari lalu, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, mengatakan, penyebab Indonesia terancam Krisis Beras dan Kenaikan Harga Beras, karena perubahan Iklim dan cuaca hingga menyebabkan gagal panen.
"harga beras di seluruh Negara, di dunia itu sekarang naik,"
"kenapa naik.? karena ada yang nama-nya perubahan iklim, perubahan cuaca, sehingga banyak yang gagal panen,"|Jokowi (Presiden RI), saat memberikan bantuan beras kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Kota Tangerang Selatan, Senin, (19/02/24)
di satu faktor, perkataan dari Presiden RI, Jokowi bisa di-benarkan, namun ada juga faktor lain, yang menyebabkan Indonesia terancam Krisis Beras dan Kenaikan harga beras, yakni; Bantuan Sosial Beras yang di-lakukan oleh Presiden RI, Jokowi.
BanSos Beras yang di-rapel awal bulan Februari 2024, menjadi pemicu Kenaikan Harga Beras, karena stok /cadangan beras milik pemerintah langsung berkurang.
seharus-nya seperti perencanaan tahun 2023, BanSos Beras reguler di-bagikan tiap bulan /atau maksimal 3 (tiga) bulan.
karena BanSos Beras rapelan tersebut, memaksa BULOG harus menguras cadangan beras-nya sebanyak 1,32 Juta Ton.
mengeluarkan beras dari gudang, sekaligus membuat cadangan beras menipis, yang akibat-nya harga beras terbang tinggi ke langit.
HASRAT tinggi dari Presiden RI, Jokowi, untuk memenangkan anak-nya sekaligus 1 (satu putaran) di Kontestasi Pilpres 2024, mengabaikan alarm bahaya krisis beras, yang sudah berbunyi sejak tahun 2023 lalu.
Kenaikan Harga salah satu Bahan Pokok Utama masyarakat Indonesia ini, tidak akan terjadi, apabila mitigasi-nya tidak di-intervensi /atau di-recoki oleh Kepentingan Politik di Kontestasi Pemilu 2024.
sekali lagi, hasrat politik, membuat pemerintah gagal menjalankan manajemen sederhana, penawaran dan permintaan beras, untuk mencegah kenaikan harga.
di-sini, Kita belum berbicara tentang solusi jangka panjang tentang mitigasi kebutuhan bahan pokok, karena dampak perubahan iklim, cuaca, alih fungsi lahan akibat pembangunan infrastruktur, berkurang-nya lahan sawah, serta jumlah petani dan seharus-nya dengan reorientasi sektor pertanian Kita sebagai solusi permanen.
| Narasi: Pangan, Pemerintah, Politik,
| Text: W.J.B
| Sumber Literasi: berbagai sumber,