BACA secarik SURAT dari Komedian. KOMENG untuk Grace Natalie dan Kawan-Kawan PSI.?

Edisi: 697
Halaman 3

       Potret: berbagai sumber

KUPANG TIMES - Surat Imajiner dari seorang Komedian. Komeng, kepada Pengurus Partai Solidaritas Indonesia. 

Ironi Partai Penyusu Kekuasaan.

"Sis Grace Natalie dan kawan-kavan Partai Solidaritas Indonesia. 

Mohon maaf atas kelancangan saya menulis surat ini. 

Saya bukan politikus. 

Saya KOMEDIAN. 

Tanggal 14 Februari 2024, mungkin bakal menjadi hari yang bersejarah bagi saya.

Berdasarkan hitungan Komisi Pemilihan Umum, hingga hari ketiga setelah pemilu, saya mendapat hampir 1,5 juta suara, tertinggi untuk daerah pemilihan Jawa Barat.

Tak lama lagi, insyaallah, saya akan jadi anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD). 

Saya enggak punya program muluk-muluk. 

Saya cuma ingin 27 September di-tetapkan menjadi Hari Komedi Nasional. 

dasar-nya adalah hari kelahiran pelawak Bing Slamet. 

selama ini kan sudah ada Hari Guru, Hari Musik, Hari Puisi–selain Harry Moekti dan Harry Potter.

Satu yang membuat saya bangga, untuk menjadi senator, saya tidak pernah mencari beking. 

Saya tidak pernah mengemis suara. 

Saya enggak mendukung Presiden di-pilih kembali setelah dua periode berkuasa. 

Saya tidak mendirikan partai apalagi menjual-nya kepada pemodal. 

Saya tidak merengek kepada Presiden agar anak-nya di-izinkan menjadi Ketua Partai saya.

Saya enggak pernah berkampanye, foto saya tidak terpampang di pinggir jalan dan pohon pelindung. 

orang-orang kabar-nya memilih saya karena di kertas suara tampang saya lucu. 

Syukur alhamdulillah, saya sudah di-kenal sebagai pelawak.

Saya pernah meminta kawan-kawan membagikan foto saya kepada calon pemilih. 

Eh, mereka malah mencetak pasfoto 3X4. 

Foto kecil begitu, mana ada yang perhatiin. 

Karena itu, saya iri melihat foto calon legislator PSI tersebar sampai pelosok: cakep, rapi, seragam.

di jalan pantai utara Jawa, spanduk kalian bererot. 

di kampung-kampung sampai ke Indonesia timur, partai Sis Grace di-jajakan. 

Saya enggak tahu berapa biaya mencetak spanduk segitu banyak. 

Saya enggak tahu siapa yang memasang dan siapa yang membiayai. 

saya enggak mau ikut-ikutan gibah; ada campur tangan aparat Negara membantu logistik PSI.

Ketika di-dirikan pada 2014, PSI punya cita-cita mulia; menggalang politik yang di-landasi solidaritas untuk kemanusiaan. 

di-bangun oleh anak muda, partai Sis penuh semangat. 

Panggilan “sis” dan “bro” kepada sesama pengurus partai mengingatkan saya pada zaman engkong saya dulu; saling memanggil “bung” sebagai tanda kesetaraan.

TAPI, dalam mencari pemimpin, PSI mendadak jadi tua.


Kaesang Pangarep, putra bungsu Jokowi, kalian terima jadi ketua partai tanpa proses merit. 

Hanya partai Orde Baru yang ketua-nya di-drop dari atas. 

Ya, ampun, Sis, jadi Ketua Karang Taruna aja harus berbulan-bulan dulu jadi anggota.

di-pimpin Kaesang, yang melanjutkan kepemimpinan Sis Grace di PSI, mendapat banyak keistimewaan. 

Spanduk bergambar foto Presiden dan Mas Kaesang adalah jaminan di-lirik orang lewat. 

dengan tingkat kepuasan yang tinggi kepada Jokowi, partai Sis semesti-nya banyak di-pilih.

meski begitu, dalam hitung cepat sejumlah lembaga survei, tingkat keterpilihan PSI baru 2,9 persen. 

Padahal, untuk masuk Senayan, partai minimal harus mendapat 4 persen suara Nasional.

Saya enggak pernah dengar PSI bersuara lantang menentang ambang batas yang tinggi ini.

MUNGKIN partai Sis minder. 

Bisa juga kelewat pede. 

Elite PSI menyatakan mampu melampaui ambang batas.

Saya doakan berhasil. 

Saya enggak sabar bertemu dengan Sis dan kawan-kawan di Senayan. 

Tapi, jika nanti PSI tidak lolos, setidak-nya kita bisa ngopi bareng di Patal Senayan."

Uhuy.!

| Narasi: Politik, Edukasi, 

| Text: W.J.B

| Sumber Literasi: Komeng, 

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Copyright © 2022 The Kupang Times Newsroom.com ™ Design By The Kupang Times Newsroom.com ®