Edisi: 610
Halaman 1
Foto: KS|PropertiKUPANG TIMES - usai membaca headline di-atas, anda pasti akan bertanya, "kok bisa, ada nyamuk yang bisa mencegah DBD.?"
"bukan-nya nyamuk adalah biang kerok penyebar virus dengue.?"
berdasarkan informasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, ada inovasi baru, dalam upaya mencegah terjadi-nya DBD, yakni; dengan memanfaatkan teknologi Wolbachia.
Inovasi ini, sudah di-lakukan di-banyak negara, termasuk Indonesia.
teknologi Wolbachia, bukan rekayasa genetika.
karena Wolbachia adalah bakteri alami, yang ada di sekitar 60% serangga, termasuk nyamuk dan Wolbachia mempunyai sifat simbion /atau tidak berdampak negatif, terhadap inang-nya.
tapi unik-nya, Wolbachia bisa melumpuhkan dan menghambat replikasi virus dengue, yang berada di dalam tubuh nyamuk Aedes Aegypti, sehingga nanti-nya, virus dengue tidak menular ke dalam tubuh manusia, melalui gigitan nyamuk tersebut.
karena keunikan tersebut, inovasi harus di-lakukan, dengan cara, melepaskan nyamuk Aedes Aegypti yang sudah mengandung Wolbachia.
jadi, ketika nanti nyamuk jantan berwolbachia kawin, virus dengue, yang berada dalam tubuh nyamuk betina, akan di-hambat.
sedangkan, ketika nyamuk betina berwolbachia kawin, seluruh telur-nya akan mengandung Wolbachia.
dengan ada-nya penyebaran nyamuk baik Wolbachia tersebut, di-harapkan, bisa menekan dan mengurangi penyebaran kasus DBD.
walau-pun begitu, kehadiran teknologi Wolbachia, tidak serta merta membuat Kita jadi gak "aware," sama yang nama-nya demam berdarah.
pencegahan secara manual, juga tetap di-terapkan, dengan menerapkan 3 M Plus, seperti:
1. menguras tempat penampungan air, minimal seminggu sekali,
2. menutup rapat, tempat penampungan air,
3. mendaur ulang barang, yang dapat menjadi tempat nyamuk berkembang biak,
4. mengatur cahaya lampu /violet yang cukup di dalam rumah,
5. memasang kawat anti nyamuk di ventilasi rumah.
Jangan lupa, imbangi dengan gaya hidup sehat dan bersih, supaya imunitas tubuh Kita kuat.
Suara Penentu • AYO Sukseskan Pemilu 2024.!
| Narasi: Kesehatan, Teknologi, Pemerintah,
| Text: W.J.B
| Sumber Literasi: Kemenkes RI,