Presiden RI, Jokowi: "Jangan Takut AI, Mesin Punya Chip, Manusia Punya Hati,"

Edisi: 541

Halaman 3

         Foto: BPMI|Properti

BOGOR, KUPANG TIMES - saat hampir semua negara di dunia, mulai kuatir dan takut terhadap Artificial Intelligence, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, memberikan semangat, dengan meminta rakyat Indonesia, tidak perlu khawatir dengan kehadiran mesin dan komputer cerdas, buatan AI.

"Jangan takut dengan mesin cerdas, dengan AI, karena kemarin waktu di G20 waktu di ASEAN Summit, semua-nya berbicara mengenai AI,"

"Takut sekali semua negara mengenai AI,"|Jokowi (Presiden RI), saat berpidato di acara Dies Natalis Institut Pertanian Bogor, Jum'at, (15/09/23).

Presiden RI, Jokowi, menceritakan kekhawatiran terhadap teknologi AI tersebut, bertepatan dengan belum ada-nha aturan main mengenai teknologi cerdas itu. 

di sisi lain, teknologi cerdas AI masih dalam tahap pengembangan. 

"arti-nya memang ya kita harus mengantisipasi dan bersiap diri,"

"AI tak akan mengalahkan manusia karena; mesin cuma punya chip, tapi manusia punya hati, punya rasa,"|Jokowi (Presiden RI) 

eks Wali Kota Solo itu, berharap IPB bisa menghasilkan insan unggul yang kompeten di bidang akademik mau-pun non-akademik.

AI menjadi arus utama terutama sejak perilisan ChatGPT oleh OpenAI tahun 2022 lalu. 

Sejauh ini, berbagai perusahaan teknologi mengekor dalam tren AI untuk memperkuat sistem layanan-nya, termasuk raksasa AS Google lewat Bard.

tidak mau ketinggalan dengan AS, China juga meluncurkan platform kecerdasan buatan (AI) bernama ERNIE Bot.

Platform AI ini di-kembangkan raksasa teknologi China Baidu yang bekerja sama dengan SenseTime.

Bot ini hadir bersama dengan serangkaian fitur bagi masyarakat umum untuk merasakan fitur AI generatif baru di empat kategori, yakni; pemahaman, generasi, penalaran, dan memori.

ERNIE Bot berfungsi serupa dengan platform generatif lainnya seperti ChatGPT, dan bergantung pada sejumlah besar data yang dikumpulkan melalui interaksi publik.

Kerisauan Sejak Lama, 

Terlepas dari itu, sejumlah pakar teknologi, mengaku risau, AI akan menggantikan banyak pekerjaan manusia.

"Menggunakan data terkait pekerjaan di AS dan Eropa, kami menemukan bahwa dua pertiga pekerjaan saat ini akan terekspos oleh automatisasi dan AI generatif bisa menggantikan seperempat pekerjaan yang ada saat ini,"

"Mengekstrapolasi estimasi kami secara global, kami menilai AI generatif dapat berdampak setara 300 juta pekerjaan penuh waktu,"|Goldman Sachs, yang berjudul The Potentially Large Effects of Artificial Intelligence on Economic Growth.

Ada pula surat terbuka sejumlah tokoh teknologi dunia, termasuk Elon Musk, yang mendesak jeda penelitian pada sistem AI yang "lebih kuat dari GPT-4," model bahasa terkini ChatGPT.

Surat Terbuka, yang di-terbitkan di Future of Life Institute, juga meminta penerapan seperangkat protokol bersama untuk alat AI yang aman.

Pada Mei 2023 lalu, para CEO dan ilmuwan melontarkan pernyataan senada pada surat terbuka 'Statement on AI Risk' yang digagas oleh organisasi nirlaba Center for AI Safety yang berbasis di San Francisco, AS.

Pendandatangan-nya mencapai lebih dari 100 tokoh yang merupakan ilmuwan, termasuk Geoffrey Hinton dan Yoshua Bengio yang memenangkan Turing Award 2018 atas karya mereka di bidang kecerdasan buatan.

Selain itu, ada pula para pimpinan perusahaan teknologi, termasuk CEO Google DeepMind Demis Hassabis dan CEO OpenAI yang merupakan pemilik ChatGPT, Sam Altman.

"Mitigasi risiko kepunahan dari AI harus menjadi prioritas global bersama dengan risiko skala masyarakat lain-nya, seperti; pandemi dan perang nuklir,"|di-kutip dari isi surat terbuka itu.

AYO Sukseskan Pemilu 2024.!

| Narasi: Pemerintah, Teknologi, Pendidikan, 

|Text: W.J.B

| Sumber Literasi: KSP, Setkab, Institut Pertanian Bogor, BPMI, 

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Copyright © 2022 The Kupang Times Newsroom.com ™ Design By The Kupang Times Newsroom.com ®