Indonesia Berpotensi DEFISIT BERAS.! Apa Penyebabnya dan Apa yang harus Dilakukan.?

Edisi: 517

Halaman 1

       Foto: berbagai sumber

KUPANG TIMES - Sesuap Nasi Jadi Makin Mahal, Akibat El Nino dan Krisis Iklim. 

dan musim Kemarau tahun 2023, mengancam berbagai sektor kehidupan usaha Pertanian. 

Curah hujan berkurang dan hasil panen sektor pertanian, mengalami penurunan yang cukup tajam. 

Akibat-nya, isi piring makan rakyat menjadi terancam. 

dan saat ini, ancaman kesulitan bahan pangan, beresiko terjadi maki parah, karena kemarau tahun ini, yang di-perburuk oleh Krisis Iklim El Nino dan IOD Positif, yakni; fenomena masa udara meninggalkan Samudera Hindia di Wilayah Indonesia menuju Afrika. 

"Puncak Kemarau Kering, di-prediksi akan terjadi di bulan Agustus hingga awal September 2023, dengan kondisi jauh lebih kering di bandingkan tahun 2020 hingga 2022,"

"Dampak perubahan iklim, yang demikian besar, memerlukan upaya aktif untuk mengantisipasi-nya melalui; mitigasi dan adaptasi,"

"Jika tidak, maka Ketahanan Pangan Nasional akan terancam,"|Dwikorita Karnawati (Kepala BMKG) 

Efek dari Kemarau Kering ini, hasil panen petani mengalami penurunan yang cukup tajam. 

Seorang Ekonom Indef, Bustanul Arifin, mewanti-wanti soal defisit beras 420 ribu ton, pada bulan Juli hingga September 2023.

Akibat persediaan beras kurang, harga beras langsung merangkak naik, melebihi beras rata-rata tertinggi di tahun 2022 lalu. 

       Foto: Bulog|Properti

Pemerintah saat ini, berusaha mengantisipasi defisit beras, dengan menugaskan Bulog melakukan impor beras, di saat harga beras dunia sedang naik. 

Penyebab-nya adalah karena kebijakan Pemerintah India, yang melarang ekspor beras, untuk mengantisipasi kemarau kering di Negara-nya. 

sementara, Negara lumbung beras yang lain, seperti; Thailand juga mengurangi produktivitas pertanian mereka, karena kemarau kering. 

Komoditas beras dunia, akibat kemarau kering ini, akan semakin menggila, apabila krisis iklim semakin memburuk. 

Oleh karena itu, jika upaya reaktif dari Pemerintah dalam mengatasi kemarau kering, saat ini, tidak cukup, maka Pemerintah perlu mendorong berbagai upaya mitigasi dan adaptasi krisis iklim, yang sistematis. 

Tugas Pemerintah menjadi tugas Kita juga, sebagai petani dan rakyat, saling mendukung satu sama lain, supaya musim kemarau kering ini, sektor pertanian Kita bisa bertahan. 

| Narasi: Iklim, Pertanian, Pemerintah, 

|Text: W.J.B

| Sumber Literasi: Greenpeace, BMKG, Kompas.id, CNBC Indonesia, Aljazeera, Bloomberg,

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Copyright © 2022 The Kupang Times Newsroom.com ™ Design By The Kupang Times Newsroom.com ®