Edisi: 509
Halaman 3
JAKARTA, KUPANG TIMES - Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, mengatakan dan mengakui, tidak mempermasalahkan ihwal sebutan yang di-sematkan kepada dirinya, misalnya; di-sebut seperti seorang Fir'aun hingga tolol.
"Saya tahu, ada yang mengatakan, Saya ini bodoh, plonga-plongo, tidak tahu apa-apa, Fir’aun, tolol,"
"Ya nda apa, sebagai pribadi saya menerima saja,"|Jokowi (Presiden RI)
Meski begitu, Presiden RI, Jokowi, merasa sedih, karena budaya kesantunan yang selama ini di-anut bangsa Indonesia, sudah mulai di tinggalkan.
"Tapi yang membuat saya sedih, budaya santun budi pekerti luhur bangsa ini, kok kelihatannya mulai hilang.?
"Kebebasan dan demokrasi di-gunakan untuk melampiaskan kedengkian dan fitnah,"
"Polusi di wilayah budaya ini sangat melukai keluhuran budi pekerti bangsa Indonesia,"|Jokowi (Presiden RI)
Presiden RI, Jokowi, juga mengatakan, jabatan sebagai Kepala Negara ini tak selamanya di-persepsikan sebagai orang yang memiliki kewenangan yang besar.
"Posisi Presiden itu, tidak senyaman yang di-persepsikan,"
"ada tanggung jawab besar yang harus di-emban,"
"Banyak permasalahan rakyat yang harus di-selesaikan dan dengan adanya media sosial seperti sekarang ini, apa-pun, bisa sampai ke Presiden,"
"Mulai dari masalah rakyat di pinggiran sampai kemarahan, ejekan, bahkan makian dan fitnahan,"
"Bisa dengan mudah di-sampaikan,"|Jokowi (Presiden RI), saat menghadiri sidang tahunan MPR dan sidang bersama DPR/DPD RI tahun 2023, di Gedung Nusantara MPR/DPR/DPD RI, Senayan, Jakarta, Rabu, (16/08/23).
| Narasi: Pemerintah, Kemanusiaan,
|Text: W.J.B
| Sumber Literasi: MPR, DPR, DPD RI, Setkab, KSP,