Edisi: 479
Halaman 3
SWEDIA, KUPANG TIMES - Ahmed Allus, seorang aktivis asal Swedia, keturunan Suriah, mendapatkan izin dari Kepolisian Swedia, untuk membakar Kitab Taurat dan Injil, di depan Gedung Kedutaan Besar Israel, di Kota Stockholm, Swedia, Sabtu, (15/07/23).
Namun, Ahmed, memilih untuk tidak membakar Kitab Taurat dan Injil, sebagai bentuk tanggapan atas provokasi membakar Al-Quran yang suci.
"Saya, seorang muslim, dan saya tidak bisa membakar buku-buku suci dan buku keagamaan,"
"tujuan saya, tidak membakar Kitab Taurat dan Injil adalah untuk menegur dan memberitahu mereka (ekstrimis) yang membakar Al-Quran, di Negara Nordic,"
"karena menurut saya, ada perbedaan antara Kebebasan Berekspresi dan Menghina,"
"membakar Al-Quran dan buku-buku agama lain-nya, itu sama dengan melakukan Ujaran Kebencian,"
"Saya ingin menunjukkan, bahwa; kita harus saling menghormati, karena kita hidup dalam kelompok yang sama (sesama manusia),"
"Jika saya membakar Kitab Taurat dan Injil, dan saudara saya membakar Al-Quran dan buku-buku agama lain-nya,"
"saya pastikan, akan ada kekacauan dan konflik di-sini,"
"Apa yang ingin saya tunjukkan, bahwa; semua tindakan tersebut tidak benar,"
Sebelum-nya, di bulan Juni, seorang ekstrimis melakukan aksi tidak terpuji, dengan membakar salinan Al-Quran, di bawah perlindungan dan izin, aparat Kepolisian, di depan Masjid Stockholm, Swedia.
Aksi dari ekstremis tersebut, mendapatkan kecaman luas, dari seluruh umat Islam, termasuk; Turkiye, Yordania, Palestina, Arab Saudi, Maroko, Irak, Iran, Pakistan, dan Senegal.
|Narasi: Kemanusiaan, Religius, Pemerintah, Sosial,
|Teks: W.J.B
|Sumber Literasi: Ahmed Allus, VOA, Aljazeera English, Reuters, TT News Agency,