Edisi: 455
Halaman 2
BOGOTA, KOLOMBIA, KUPANG TIMES - Pada hari, Jum'at, (09/06/23) tengah malam di Hutan Kolombia, radio militer berbunyi dengan pesan yang telah di-nantikan dan di-doakan segenap rakyat Kolombia: "Keajaiban, Keajaiban, Keajaiban, Keajaiban."
Pesan yang di-sampaikan melalui radio militer tersebut, berhasil mengungkap, empat orang anak yang hilang di Hutan Amazon selama 40 hari, semuanya telah di-temukan dalam keadaan hidup.
Ke-empat bocah anggota masyarakat adat Huitoto itu telah hilang sejak pesawat ringan yang mereka tumpangi jatuh di tengah Hutan Amazon pada, Senin, 01 Mei 2023, dini hari.
Tragedi itu menewaskan ibu mereka, pilot, dan kopilot.
Akibatnya, ke-empat anak yang berusia 13, 9, 4 dan 1 tahun tersebut, terdampar di daerah yang penuh dengan binatang buas dan reptil pemangsa, seperti; ular anaconda, jaguar, dan nyamuk.
Tim penyelamat, awalnya khawatir kejadian yang terburuk, tetapi jejak kaki, buah liar yang di-makan sebagian, dan petunjuk lain segera memberi mereka harapan bahwa; anak-anak itu mungkin masih hidup setelah mereka meninggalkan lokasi kecelakaan untuk mencari bantuan.
Selama enam minggu berikutnya, anak-anak itu berjuang agar tetap bisa hidup • yang di-sebut oleh Presiden Kolombia, Gustavo Petro, sebagai "contoh bertahan hidup yang akan di-ingat dalam sejarah,"
Ibu dari ke-empat anak, bertahan hidup empat hari setelah pesawat jatuh,
Magdalena Mucutuy menyuruh ke-empat anaknya pergi dan mencari bantuan, saat terbaring sekarat.
Ayah anak-anak itu, Manuel Ranoque, mengatakan, putri sulungnya mengatakan kepadanya bahwa; ibu mereka mendesak mereka untuk "pergi" dan menyelamatkan diri.
"Satu hal yang (Lesly, usia 13 tahun) jelaskan kepada saya adalah ibunya masih hidup selama empat hari,"
"Sebelum dia meninggal, ibu mereka memberi tahu mereka seperti, 'Kalian pergi dari sini,"
"Kalian akan melihat seperti apa ayahmu dan dia akan menunjukkan cinta yang sama seperti yang telah saya tunjukkan ke kamu,"|Ranoque (ayah dari ke-empat anak) kepada wartawan di luar rumah sakit, tempat anak-anaknya di-rawat
Untuk di-ketahui, Magdalena Mucutuy dan ke-empat anaknya menumpang pesawat Cessna 206 dari Araracuara Di Provinsi Amazonas ke San José del Guaviare, pada Senin, (01/05/23) lalu.
Rencana mereka adalah bertemu ayah dari anak-anaknya.
Suaminya kabur ke kampung halamannya setelah menerima ancaman dari kelompok pemberontak.
Pesawat itu menukik dan jatuh pada bagian hidung di hutan setelah mengalami kerusakan mesin.
Anak-anak Hutan,
Jika ada anak-anak yang di persiapkan dengan baik untuk menghadapi cobaan seperti itu, anak-anak keluarga Mucutuy adalah contohnya.
Masyarakat adat Huitoto belajar berburu, memancing, dan mengumpulkan makanan di hutan sejak usia dini.
Kakek mereka, Fidencio Valencia, mengatakan kepada wartawan bahwa; cucu tertua, Lesly dan Soleiny, sangat mengenal hutan.
Berbicara kepada media Kolombia, bibi anak-anak itu, Damarys Mucutuy, mengatakan bahwa; keluarga tersebut secara berkala memainkan "permainan bertahan hidup," sejak usia dini.
"Saat kami bermain, kami mendirikan seperti; kemah kecil,"
Lesly yang berusia tiga belas tahun, tambahnya, "tahu buah apa yang tidak boleh dia makan karena banyak buah beracun di hutan,"
"dan dia tahu cara merawat bayi,"
Setelah pesawat jatuh, Lesly membangun tempat berlindung darurat dari dahan-dahan yang di-satukan dengan ikat rambutnya.
Henry Guerrero, salah satu anggota masyarakat adat yang menjadi bagian tim pencarian, mengatakan bahwa; "anak-anak itu berhasil membuat semacam tenda kecil,"
"Mereka membuat tenda kecil dari terpal dan menaruh handuk di tanah,"
"Mereka selalu dekat sungai dan dia (Lesly, anak sulung) membawa botol soda kecil yang di-gunakan untuk mengisi dan membawa air,"
"Lesly juga menemukan Fariña, sejenis tepung, dari puing-puing pesawat Cessna 206 yang mereka tumpangi,"
"Anak-anak itu bertahan hidup dengan tepung sampai habis dan kemudian mereka makan biji-bijian,"|Edwin Paki (tokoh adat) yang ikut dalam upaya pencarian.
"Ada buah yang mirip markisa, namanya avicure,"
"Mereka sedang mencari biji-bijian untuk di-makan dari pohon avicure sekitar satu setengah kilometer dari lokasi jatuhnya pesawat,"
Astrid Cáceres, kepala Institut Kesejahteraan Keluarga Kolombia, mengatakan, "insiden itu terjadi ketika "hutan sedang musim buah" sehingga mereka bisa makan buah-buahan,"
"Meski demikian, mereka masih menghadapi tantangan signifikan untuk bertahan hidup di hutan,"
Berbicara kepada BBC Mundo, Sabtu, (10/06/23) lalu, pakar masyarakat adat, Alex Rufino, mengatakan bahwa; "anak-anak itu berada di "hutan yang sangat gelap, lebat, dan terdapat pohon-pohon terbesar di wilayah itu,"
"Walau ada daun yang dapat di-gunakan anak-anak untuk memurnikan air, ada daun-daun lain yang beracun,"
"Itu adalah area yang belum di-jelajahi,"
"Kota-kotanya kecil dan berada di pinggir sungai, bukan di dalam hutan,"
"Selain harus menghindari binatang pemangsa, anak-anak juga mengalami hujan badai yang intens dan mungkin harus menghindari kelompok bersenjata yang konon aktif di hutan,"
"Pada satu tahap, anak-anak harus membela diri dari anjing liar,"|Gustavo Petro (Presiden Kolombia)
Namun, Rufino, mencatat bahwa; "seorang anak berusia 13 tahun yang di-besarkan di masyarakat adat memiliki banyak keterampilan yang di-butuhkan untuk bertahan hidup di lingkungan seperti itu,"
John Moreno, pemimpin kelompok Guanano di Vaupes, di bagian tenggara Kolombia tempat anak-anak di-besarkan, mengatakan bahwa; "mereka di-besarkan oleh nenek mereka, seorang tetua adat yang di-hormati,"
"Mereka menggunakan apa yang mereka pelajari di masyarakat, mengandalkan pengetahuan leluhur mereka untuk bertahan hidup,"
Penyelamatan Dramatis,
Selagi pencarian berlangsung, para pejabat di Bogota mendapat tekanan karena di-tuduh sangat lambat.
Presiden Kolombia, Gustavo Petro, juga di-kritik setelah kantor kepresidenan salah merilis cuitan yang menulis; "anak-anak itu telah di-temukan.!"
Pihak berwenang menjatuhkan 10.000 selebaran berisi tips bertahan hidup yang di-tulis dalam bahasa Spanyol dan bahasa Huitoto.
Kemudian helikopter menyiarkan pesan suara nenek ke-empat bocah tersebut menggunakan pengeras suara untuk meyakinkan anak-anak bahwa; mereka sedang di-cari.
Namun, tanpa sepengetahuan media, sejumlah tentara semakin dekat menemukan ke-empat bocah tersebut.
"Pada beberapa kesempatan, tim penyelamat berjalan dalam jarak 20 hingga 50 meter dari tempat anak-anak itu di-temukan,"|Jenderal. Pedro Sánchez (komandan tim pencarian)
Pada saat anak-anak di-temukan, sekitar 150 tentara dan 200 sukarelawan dari kelompok masyarakat adat setempat terlibat dalam operasi tersebut.
Mereka telah menyisir area seluas lebih dari 300 km persegi.
"Ini bukan pencarian jarum di tumpukan jerami, ini pencarian kutu kecil di karpet yang luas karena mereka terus bergerak,"|Jenderal Pedro Sánchez (komandan tim pencarian)
dan pada hari Jum'at, (09/06/23), setelah pencarian selama sebulan, anjing pelacak menemukan anak-anak tersebut.
Ibuku sudah meninggal,
Anggota tim penyelamat, Nicolás Ordóñez Gomes, mengenang momen ketika dia dan rekan-rekannya menemukan ke-empat anak tersebut.
"Anak sulung, Lesly, dengan adiknya yang paling kecil di pelukannya, berlari ke arahku, Lesly berkata: 'Aku lapar,"|Nicolás Ordóñez Gomes (anggota tim penyelamat) kepada stasiun televisi RTVC
"Salah satu dari dua adiknya sedang berbaring, dia bangun dan berkata kepada saya: Ibuku sudah meninggal,"
Menurut Gomes, tim penyelamat menjawab dengan kata-kata positif dan mengatakan bahwa; "kami adalah teman, kami di-kirim oleh keluarga,"
Bocah itu kemudian merespons: "Saya ingin roti dan sosis,"
Dalam tayangan yang di-rilis pemerintah Kolombia, ke-empat kakak-beradik itu tampak kurus karena lebih dari sebulan tidak makan secara layak.
Henry Guerrero, salah satu anggota masyarakat adat yang menjadi bagian tim pencarian, mengatakan bahwa; "satu-satunya yang mereka pikirkan adalah makan dan makan, ketika di-temukan,"
"Mereka ingin makan pudding beras, mereka ingin makan roti,"
Sebuah rekaman video yang di-bagikan oleh Kementerian Pertahanan Kolombia memperlihatkan anak-anak tersebut di-angkut ke dalam helikopter di tengah kegelapan di atas pepohonan tinggi.
Mereka kemudian di-terbangkan ke Ibu Kota Bogota, Kolombia, dan kemudian di-angkut dengan mobil ambulans, menuju ke rumah, tempat mereka menjalani perawatan medis lebih lanjut.
Keluarga anak-anak tersebut berterima kasih kepada militer Kolombia, karena terus melakukan pencarian meskipun kemungkinan kecil bagi anak-anak itu untuk bertahan hidup.
Mereka juga mendesak pemerintah untuk membawa pulang anak-anak tersebut secepat mungkin.
"Saya tidak pernah kehilangan harapan, saya selalu mendukung pencarian,"
"Saya merasa sangat senang, saya berterima kasih kepada Presiden Kolombia, Gustavo Petro dan orang-orang sebangsa yang melewati begitu banyak kesulitan,"|kakek dari Ke-empat anak, kepada media pemerintah
Presiden Kolombia, Gustavo Petro, memuji kinerja dan upaya tentara dan para sukarelawan, serta memuji pertemuan pengetahuan masyarakat adat dan militer.
Presiden Kolombia, Gustavo Petro, juga mengatakan, "inilah jalan perdamaian yang sebenarnya,"
Secara khusus, Presiden Kolombia, Gustavo Petro, memberikan pujian kepada ke-empat anak dan hubungan mereka dengan lingkungan.
"Mereka adalah anak-anak hutan, dan sekarang mereka juga anak-anak Kolombia,"
Walau banyak penduduk Katolik di Kolombia menyebut penyelamatan anak-anak itu sebagai "Keajaiban," Rufino, ahli masyarakat adat, mengatakan, kisah sebenarnya terletak pada "hubungan spiritual mereka dengan alam,"
"Hutan tidak hanya hijau, tetapi ada energi kuno yang berhubungan dengan penduduk, belajar, dan saling membantu,"
"Sulit untuk memahami ini, saya tahu, tetapi ini adalah kesempatan yang baik bagi masyarakat, umat manusia, untuk belajar tentang perbedaan pandangan dunia yang ada di wilayah tersebut.
"Ibu anak-anak itu, yang menjadi arwah setelah kecelakaan, melindungi mereka,"
"dan baru sekarang dia akan mulai beristirahat,"
|Teks: W.J.B
|Sumber Literasi: BBC Mundo, masyarakat adat Huitoto, Presiden Kolombia Gustavo Petro, Manuel Ranoque (ayah dari ke-empat anak), Pesawat Cessna 206, Daniel Pardo,