Seorang Pejabat Di India Diskors, Setelah Keringkan Waduk, Demi HP Yang Kecemplung.!

Edisi: 442

Halaman 3

       Foto: Pixabay, properti, ilustrasi orang selfie

INDIA, KUPANG TIMES - Sebuah waduk yang berada di India di-kuras demi mengambil ponsel milik seorang pejabat yang tidak sengaja terjatuh ke dalamnya.

Tindakan ini di-lakukan atas perintah pemilik ponsel tersebut yang kebetulan seorang pejabat pemerintahan setempat. 

Butuh waktu tiga hari untuk menguras bendungan. 

Sayangnya, ponsel itu di-temukan dalam kondisi rusak dan mati.

Akibat kejadian ini, pejabat tersebut diskors dari posisinya.

       Gambar (Capture) lokasi waduk

Kronologi kejadian, 

Di-lansir BBC, seorang pejabat pemerintahan India, Rajesh Vishwas (32th) sedang berpiknik dengan teman-temannya, Minggu, (21/05/23).

Sial bagi Vishwas, saat mengambil foto selfie, si pejabat, tidak sengaja menjatuhkan HP Samsung Galaxy S23 Ultra miliknya ke Bendungan Kherkatta /atau Paralkot di Negara Bagian Chhattisgarh, India tengah.

       Foto: Samsung Galaxy S23 Ultra, properti

Daerah ini merupakan tempat tinggal, Rajesh Vishwas. 

Vishwas yang bekerja sebagai pengawas makanan mengeklaim ponsel model terbaru dengan harga bisa mencapai lebih dari IDR 20 Juta, itu tersimpan data pemerintah yang sensitif sehingga perlu di-ambil.

Di-lansir The New York Times, memberitakan, Vishwas, perintahkan penduduk desa, menghabiskan waktu dua hari, untuk menyelam, di bendungan demi mengambil ponsel itu.

Sayangnya, usaha tersebut gagal. 

Vishwas, kemudian menyewa pompa air diesel, untuk menguras air bendungan selama dua hari berikutnya.

Di-perkirakan, warfa menguras sekitar dua juta liter air yang seharusnya cukup untuk mengairi 1.500 hektar lahan pertanian. 

Vishwas, akhirnya berhasil mendapatkan kembali ponselnya. 

Namun, ponsel tersebut terlalu lama berada di dalam air, dan tidak dapat di-gunakan lagi.

Hukuman terhadap tindakan Vishwas, yang menguras bendungan di-hentikan seorang pejabat lain dari Departemen Sumber Daya Air yang datang, setelah ada keluhan warga.

Priyanka Shukla, seorang pejabat tinggi setempat, mengatakan bahwa; "Vishwas tidak memiliki wewenang untuk mengalirkan air,"

Vishwas, di-minta menjelaskan posisinya dalam kejadian ini, secara tertulis kepada pemerintah. 

Setelah itu, Vishwas akan menjalani tindakan disipliner. 

"Dia telah di-tangguhkan sampai penyelidikan,"

"Air adalah sumber daya yang penting dan tidak dapat disia-siakan seperti ini,"|Shukla

Namun, Vishwas berdalih telah mendapatkan izin lisan dari Ram Lal Dhivar, seorang pejabat dari Departemen Sumber Daya Air, untuk menguras air bendungan terdekat. 

“Dia (Dhivar) mengatakan itu bukan masalah jika air sedalam tiga (hingga) empat kaki di-keringkan, dan sebenarnya akan menguntungkan petani yang akan memiliki lebih banyak air,”

"dan, air yang di-kuras berasal dari bagian bendungan yang meluap dan tidak dalam kondisi yang dapat di-gunakan,"|Vishwas, di-lansir The Guardian

Namun kenyataannya, air dari bendungan itu masih di-andalkan untuk mengairi ladang masyarakat.

Pemerintah akhirnya menskors Vishwas sambil melakukan penyelidikan, hingga sat ini masih berlangsung. 

Vishwas, di-sebut menyalahgunakan jabatannya. 

Sementara DC Dhivar harus membayar biaya pemborosan air di musim panas dan akan mendapatkan tindakan disipliner dari departemennya.

India memang di-kenal sebagai salah satu negara yang paling kekurangan air di dunia.

Di-huni oleh 18% penduduk dunia, hanya 4% yang mendapatkan sumber daya air bersih.

Terlebih lagi, Negara ini kerap mengalami gelombang panas dan kekeringan besar.

Bulan Maret 2023 kemarin, India memiliki suhu terpanas sejak 122 tahun terakhir. 

Ini membuat bendungan menjadi sumber air yang sangat penting, terutama bagi ladang milik warga petani setempat. 

|Narasi: Pemerintah, Hukum, 

|Teks: W.J.B

|Sumber Literasi: VOA, AP, The Guardian, The New York Times, BBC, 

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Copyright © 2022 The Kupang Times Newsroom.com ™ Design By The Kupang Times Newsroom.com ®