Edisi: 385
Halaman 2
Gambar: semua sumberJAKARTA, KUPANG TIMES - Terpidana Kasus Korupsi, Proyek Hambalang, Anas Urbaningrum, resmi bebas dari Lapas Kelas I, Sukamiskin, Selasa, (11/04/23) lalu.
Anas keluar dari lapas Sukamiskin, pada pukul 13:35pm WIB.
Saat keluar dari pintu gerbang Lapas Kelas I, Sukamiskin, Anas langsung menyapa dan menghampiri ratusan simpatisannya, yang sudah menunggu dan berkumpul di halaman depan Lapas Kelas I, Sukamiskin, sejak pagi.
Anas terlihat memakai kopiah dan baju berkelir putih.
Eks Ketua Umum. Partai Demokrat itu, di-dampingi Kepala. Lapas Sukamiskin, Kunrat Kasmiri.
Selawat badar menyambut keluarnya Anas, dari Lapas Kelas I, Sukamiskin.
Dan, Kalapas Kelas I, Sukamiskin, Kunrat Kasmiri, mengatakan bahwa; "Siang ini Pak Anas Urbaningrum, bisa bebas dengan program Cuti Menjelang Bebas, di-mana selama 3 bulan, Pak Anas wajib lapor ke bapas (Balai Pemasyarakatan),"
Setelah itu, Anas, langsung naik ke atas panggung yang di-pasang di depan pintu keluar lapas, dan memulai berbicara di depan simpatisannya, dengan mengucapkan banyak terima kasih kepada simpatisannya, kolega, juga sanak keluarganya.
Berikut, pernyataan, Anas Urbaningrum, usai bebas dan keluar dari Lapas Kelas I, Sukamiskin.
"Terima kasih, saya di-antar oleh pak kepala sekolah saya, Kalapas Pak Kunrat,"
"Saya bahagia, saat di-sambut oleh para simpatisan, setelah di-penjara, selama 9 tahun 3 bulan,"
"tidak ada yang bisa memisahkan saya, dengan sahabat-sahabat seperjuangan saya,"
"sekalipun saya telah di-penjara, selama bertahun-tahun,"
"Terima Kasih kepada sahabat-sahabat saya yang ikut menjemput saya, ada; Ketua DPW Partai Nasional Demokrat (NasDem) Jawa Barat, Saan Mustopa, Kader PDI-P, Rifqi Karsayuda, Ketua PKN, Gede Pasek Suardika, adek-adek PB HMI, dan banyak lagi lainnya,"
"Jadi sungguh, saya mohon maaf, kalau ada yang menyusun skenario besar dengan saya di-masukkan dalam waktu lama di tempat ini, menganggap bahwa Anas sudah selesai,"
"Namun, Kenyataannya, skenario tersebut terbukti gagal,"
"Saya tidak ingin datangkan permusuhan /atau balas dendam,"
"Saya menegaskan, kebebasan saya, bukanlah awal untuk membangun permusuhan /atau pertentangan dengan orang-orang yang menganggap saya sebagai musuh politiknya,"
"Dan, saya tidak datang untuk melakukan balas dendam.
"Saya ingin mengatakan bahwa; saya ingin berpikir ke depan,"
"Ke depan itu juga sekaligus dengan permohonan maaf, mohon maaf kalau ada yang berpikir saya keluar, merdeka, bebas ini mendatangkan permusuhan, pertentangan, tidak,"
"tidak ada kamus pertentangan dalam benak saya,"
"Saya hanya terus berusaha menjunjung tinggi asas perjuangan keadilan untuk Indonesia lebih baik lagi ke depannya,"
"Andai dalam perjuangan keadilan itu, ada yang merasa termusuhi, mohon maaf itu bukan karena saya hobi bermusuhan,"
"Itu karena konsekuensi perjuangan keadilan,"
"Jadi sikap saya adalah sikap persaudaraan, sikap persahabatan,"
"Itu mau saya garis bawahi,"
"Dan, mohon maaf kalau ada yang berpikir bahwa; saya, di tempat ini, mati membusuk,"
"Kalau ada yang berpikir saya di tempat ini menjadi bangkai fisik dan bangkai sosial, minta maaf bahwa; itu alhamdulillah tidak terjadi,"
"Saya senang, karena akhirnya bisa bebas dari belenggu jeruji besi,"
"Alhamdulillah dengan dukungan keluarga, teman-teman, para sahabat saya bisa hadir hidup tetap tegak berdiri bukan hanya tegak menurut saya saya hadir di sini dengan sadar, sehat dan waras,"
"Jeruji besi tidak lantas membuat patah semangat dalam berjuang merebut keadilan,"
"Justru, di-kerangkeng di hotel prodeo bisa membuat saya semakin kuat karena hasil kontemplasi dan perenungan mendalam,"
"Mohon maaf bila ada yang berpikir bisa memisahkan saya dari gerak hidup dan denyut nadi Indonesia yang kita cintai,"
"Karena ikatan batin, rasa, nilai, spirit semangat, komitmen dan keberanian untuk terus melangkah maju itu akan membuat yang berpikir seperti itu, mohon maaf itu seperti orang tidur di siang bolong,"|Anas Urbaningrum (Politisi)
|Narasi: Hukum, Politik,
|Teks: W.J.B
|Sumber Literasi: Anas Urbaningrum, Lapas Kelas I, Sukamiskin,