"Langkah Berduri Sang Sahabat,"

Edisi: 379

Halaman 1

KUPANG TIMES

       Gambar: semua sumber

LANGKAH BERDURI SANG SAHABAT

Inspirasi dari: Injil. Yohanes. 15:13

Sahabat, memiliki hubungan yang sangat erat, saling rasa, selalu bersama, dalam melewati setiap peristiwa hidup, bahkan; bisa lebih dari hubungan saudara kandung. 

Sahabat, adalah pribadi yang selalu setia menerima curahan isi hati yang penat, rahasia hidup. 

Dan, pundak Sahabat juga sering di-jadikan sebagai tempat sandaran untuk menerima tetesan air mata kesedihan, dan air mata sukacita.

Namun, Beda dengan Kisah SAHABAT yang satu ini, gaya persahabatan yang aneh, bahkan saya sendiri sulit untuk memahami gaya Dia bersahabat. 

Dia menganggap semua orang adalah sahabat-Nya, padahal tidak semua orang datang mecurahkan isi hati /atau berbagi masalah hidup dengan-Nya, tidak semua orang juga datang bertemu untuk memeluk-Nya dan menangis di pundak-Nya.

Namun, hal itu tidak membuat Dia bersedih, Dia tetap menceritakan suasana hati-Nya di hadapan orang-orang yang Dia katakan sebagai sahabat-Nya. 

Karena, Dia merasa, Dia bersahabat dengan semua orang.

Dia katakan, Dia cuma punya KASIH. 

Dan, KASIH seorang SAHABAT di-mulai saat hati-Nya gelisah bercampur ketakutan, pada suatu malam yang mencekam di taman Getsemani. 

Dia di-temani oleh tiga orang sahabat-Nya, yang bukan menemani-Nya bersedih, tetapi untuk berjaga-jaga, supaya jangan ada yang mengganggu, saat Dia berdoa.

Doa seorang Sahabat, sepertinya; Dia tahu, bahwa; jalan terjal berduri akan Dia alami, keringat ketakutan menetes, seperti; darah. 

Kalimat Harapan keluar dari mulut-Nya yang gemetar, "Bapa biarlah cawan derita ini lalu dari Ku, tapi bukan kehendak Ku yang jadi, melainkan kehendak Mu," (Injil. Matius. 26:39).

KASIH seorang SAHABAT terlihat jelas, setelah di-khianati oleh salah satu sahabat-Nya, yang di-tandai dengan ciuman dusta.

Penghinaan demi penghinaan, tuduhan demi tuduhan, di-sertai penyangkalan dari salah satu sahabat-Nya, yang sangat Dia percayai, membuat hati-Nya hancur, sebagai seorang manusia sejati. 

Dan, Dia harus menerima Hukuman Mati, yang semestinya tidak Dia terima, dan kemudian Dia mulai melangkah dalam TAPAK-TAPAK BERDARAH. 

Siksaan cambuk, dengan ratusan mata pisau mendarat di tubuh-Nya, di setiap persinggahan, 

Dia juga, di dandani mahkota Duri, yang tertusuk, melukai kepala-Nya, Kayu Salib tanggungan pundak-Nya. 

Viadolorosa dilalui-Nya, dengan mengucapkan; Jangan tangisi Aku, tangisilah dirimu dan anak-anakmu, (Injil. Lukas. 23:28).

Langkah tertatih-pun selesai di puncak bukit tengkorak, Golgota, tempat para penjahat di-hukum mati. 

Teriakan menggelegar, saat paku karat menusuk tangan dan kakinya, paku sebagai tumpuan tubuh-Nya melekat pada kayu berpalang.

Tidak ada amarah, tidak juga dendam, hanya doa yang  terucap dari atas kayu salib "YA BAPA AMPUNILAH MEREKA, KARENA MEREKA TIDAK TAHU APA YANG MEREKA PERBUAT."

Tidak ada kata makian yang terucap ketika ada yang menghujat Dia, malah perkataan jaminan hidup damai yang kekal "SESUNGGUHNYA HARI INI JUGA ENGKAU BERSAMA-SAMA DENGAN AKU DI DALAM FIRDAUS."

Tidak ada tangisan, ketika Dia melihat Ibu dan saudara-saudaraNya menangis di-bawah Kayu Salib. 

Dia melihat Ibu dan saudara-saudaraNya, dan berkata; "IBU, INILAH  ANAKMU, ANAK INILAH IBUMU."

Seakan merasa sepi tidak ada Pembelaan,  teriakan pasrah dan penuh harap terdengar, "ALLAH KU, ALLAH KU, MENGAPA ENGKAU TINGGALKAN AKU.?..!!"

Sesekali tubuh lemah-Nya membutuhkan kekuatan, Dia cuma berkata "AKU HAUS," anggur asam di-berikan, Sungguh Terhina. 

Kegenapan misi pengorbanan-Nya selesai, saat Dia berkata "SUDAH SELESAI," dan dengan  kepala menengadah Dia berkata "YA BAPA KE DALAM TANGAN-MU, KU SERAHKAN NYAWAKU," 

Dan, Kepala-Nya pun tertunduk, pertanda tubuh tidak bernyawa, tergantung di Kayu Salib.

Tidak puas dengan semua itu, tombak tajam tertancap pada lambung-Nya, Darah suci mengalir, Air Mata ALLAH menetes sedih dari Surga, sudah genap misi keselamatan bagi dunia ini, dosa dunia di-bayar lunas dengan darah yang mahal, Ya, Darah Suci Anak Allah.

Inilah Kisah KASIH SAHABAT yang rela menyerahkan nyawaNya agar semua sahabat-sahabat-Nya diperdamaikan dengan ALLAH.

"Tidak ada Kasih yang lebih besar dari pada Kasih seorang yang memberikan nyawaNya untuk sahabat-sahabat-Nya," (Injil. Yohanes. 15:13) 

Kupang, 07 April 2023

Penulis, 

Muzeis W. Panie

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Copyright © 2022 The Kupang Times Newsroom.com ™ Design By The Kupang Times Newsroom.com ®