Edisi: 404
Halaman 3
Foto: CCO Area Public, propertiKUPANG TIMES - Burung Kapinis, merupakan jenis burung yang berukuran sedang, yang banyak di-temukan di Eropa, Asia, dan Afrika.
Burung Kapinis, di-kenal karena akrobatik udaranya yang luar biasa dan menghabiskan sebagian besar hidupnya di udara.
Satu hal paling menakjubkan dari burung Kapinis adalah kemampuannya terbangnya, yang bisa bertahan, selama 10 bulan tanpa mendarat.
Selama terbang, saja burung Kapinis, menghasilkan energi, dengan membakar lemak tubuhnya.
Selain itu, burung Kapinis, memanfaatkan tekanan udara yang kuat dan sering berubah, untuk membantunya terbang lebih jauh dan lebih cepat.
Burung Kapinis, bisa terbang hingga ketinggian 7.000 meter di atas permukaan laut.
Jika di-hitung, burung Kapinis, bisa menempuh perjalanan sejauh jutaan kilometer selama hidupnya yang rata-rata hanya 5,5 tahun.
Burung Kapinis, biasa terbang dari Eropa ke Afrika, saat pergantian musim.
Para ahli biologi dari University of Lund, Swedia, mengatakan bahwa; "meski-pun beberapa individu mungkin mendarat sesekali untuk jangka waktu singkat, sebagian besar tetap terbang selama seluruh periode migrasinya selama 10 bulan,"
"Jadi, burung Kapinis, hanya mendarat, untuk musim kawin dan berkembang biak, selama dua bulan,"
Studi ini di-terbitkan dalam Journal Current Biology, tahun 2016 lalu.
Penemuan ini secara signifikan, memperluas batas-batas dari apa yang kita ketahui tentang fisiologi hewan.
"Fase penerbangan selama 10 bulan, tanpa henti adalah yang terpanjang yang kita ketahui dari setiap spesies burung – dan itu adalah rekor,”|Dr. Anders Hedenström, ahli biologi dari Universitas Lund, di-kutip; Science Focus.
Yang lebih mengejutkan dari burung Kapinis adalah, selama penerbangan panjangnya, hampir terus-menerus mengibaskan sayap, bukan sekadar melayang/atau gliding, seperti; burung albatros.
Lalu muncul pertanyaan, kapan burung Kapinis tidur.? atau apakah burung Kapinis, butuh tidur.? Bagaimana pola makannya.?
Para peneliti biologi, hingga saat ini, belum memiliki jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut di-atas.
Namun, Para Peneliti, mengatakan bahwa; "burung-burung yang tidak pernah mendarat sama sekali dalam periode 10 bulan, telah mengganti semua bulu sayap terbangnya dan tumbuh baru selama penerbangan, sedangkan burung-burung yang terkadang mendarat, tidak mengganti bulu sayapnya,"
Burung Kapinis, umumnya memiliki siluet khas dengan sayap panjang dan ramping, serta ekor pendek bercabang, memiliki bulu cokelat gelap hingga hitam, tenggorokan pucat, dan paruh kecil yang lebar.
Rentang sayap burung Kapinis, mencapai hingga 40 cm, dengan berat antara 35-50 gram.
Biasanya, burung Kapinis, bersarang dalam koloni, membangun sarang di celah dan gua kecil di tebing, bangunan, dan struktur lainnya.
Burung Kapinis, di-kenal karena lengkingan kicauan yang tinggi, di-gunakan untuk berkomunikasi dengan anggota koloni lain.
Kapinis adalah burung migran yang menghabiskan musim dingin di Afrika dan kembali ke tempat berkembang biaknya di Eropa dan Asia selama musim panas.
Burung Kapinis, juga di-kenal karena mencari makan di udara, menangkap serangga di tengah-tengah udara menggunakan paruh lebar.
Dan, burung Kapinis, sangat menyukai semut terbang dan sering mengikuti kawanan serangga ini untuk mencari makan.
Dalam hal habitat, burung Kapinis, sangat adaptif dan dapat di-temukan di berbagai ekosistem, dari kota hingga pedesaan.
Infografis, Current Bilogy, property, rute terbang Burung Kapinis,Ancaman,
Meskipun memiliki kemampuan terbang luar biasa, burung Kapinis, juga menghadapi sejumlah ancaman, termasuk hilangnya habitat dan perubahan iklim.
Upaya konservasi sedang di-lakukan oleh Pemerintah, untuk melindungi kelangsungan hidupnya di alam liar.
Beberapa inisiatif, meliputi; pembangunan sarang buatan di bangunan-bangunan kota dan kampanye penyadaran masyarakat tentang pentingnya mempertahankan habitat alami burung Kapinis.
Ketika kota berkembang dan moderenisasi berlanjut, bangunan-bangunan yang dulu merupakan sarangnya dapat hancur /atau di-ganti bangunan baru, yang tidak sesuai sebagai tempat hidupnya.
Hal di-atas tentu berpengaruh dan bisa menyebabkan penurunan ppopulasi burung Kapinis di beberapa wilayah.
Bagaimana dengan perubahan iklim.?
Tentu saja perubahan iklim, sangat mempengaruhi ketersediaan makanan burung Kapinis di tempat-tempat tertentu.
Pemanasan global, dapat memengaruhi populasi serangga dan mempengaruhi populasi burung yang memangsa serangga tersebut.
Kondisi tersebut, di-perburuk dengan aktivitas manusia, seperti; penggunaan pestisida dan bahan kimia lainnya yang dapat merusak kesehatan burung Kapinis.
|Narasi: Biologi, Edukasi, Pengetahuan,
|Teks: W.J.B
|Sumber Literasi: Dr. Anders Hedenström, University of Lund, Swedia, Journal Current Biology,