Edisi : 215
Halaman 2
Foto: halodoc, IlustrasiKUPANG TIMES - Kanker Rahim dan Kanker Payudara, merupakan 2 (dua) jenis Kanker yang paling banyak di alami oleh wanita Indonesia.
Kedua jenis Kanker ini, memiliki angka kematian cukup tinggi di Indonesia.
Kanker Rahim dan Kanker Payudara, yang di alami wanita Indonesia, pada umumnya di pengaruhi oleh lambatnya pendeteksian Kedua jenis tersebut.
Deteksi dini Kanker Rahim dapat di lakukan, melalui metode Inspeksi Visual Asam Asetat (IVAA), atau Pap Smear.
Untuk deteksi dini Kanker Payudara dapat di lakukan dengan Metode Periksa Payudara Klinis (SADANIS).
Berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, sepanjang tahun 2019 sampai dengan tahun 2021, terdapat 2.827.177 wanita, dengan usia 30-50 tahun telah melakukan pendeteksian dini kedua jenis Kanker tersebut.
GrafisDan jumlah pendeteksian dini Kanker Rahim dan Kanker Payudara di atas, baru mencapai 6,83% dari sasaran Nasional.
Kepulauan Belitung menjadi Provinsi dengan capaian deteksi dini Kanker Rahim dan Kanker Payudara tertinggi Nasional, yakni; sebesar 30,24%.
Di urutan dua, adalah Provinsi Sumatera Selatan, sebesar 25,16%.
Dan urutan ketiga, adalah Provinsi Nusa Tenggara Barat, sebesar 23,22%.
Sedangkan Provinsi Nusa Tenggara Timur, berada di urutan ke sembilan, sebesar 11,31%.
PESAN: "Provinsi Nusa Tenggara Timur, harus ningkatin lagi sistem pendeteksian dini Kanker Rahim dan Kanker Payudara di tahun 2022,"
(W.J.B)