Edisi : 185
Halaman 1
JAKARTA, KUPANG TIMES - Sebanyak 26 juta data Polda Metro Jaya diduga bocor dan dijual di situs breached.to, Hacker juga menyebut bahwa server dan website milik Polda Metro Jaya di susun dengan sederhana.
Data tersebut di retas oleh hacker, yang bernama Meki, dalam unggahan yang berjudul '26M DATABASE NATIONAL POLICE IDENTITY OF INDONESIA REPUBLIC,' "berisi dokumen penting seluruh Kepolisian Negara Republik Indonesia termasuk data kepesertaan kepolisian di seluruh Indonesia,"|Meki (Hacker), pada Kamis, (22/09/22).
si Hacker mengatakan, bahwa; "data Polda Metro yang berhasil di retas, antara lain; tersebut meliputi nama, pangkat, jabatan, Nomor Handphone, NIP, NIK, hingga dokumen penting,"
Ia juga melengkapi unggahan dengan beberapa sampel data.
si Hacker menampilkan logo Direktorat Kriminal Khusus dalam unggahannya.
Namun, belum dijelaskan apakah data yang di retas tersebut hanya dari Direktorat itu saja.
Sebanyak 26.263.105 data itu berhasil di retas, pada September 2022 yang kemudian di jual dengan harga USD 2.000 atau setara IDR 30 juta.
Dan si Hacker juga mencantumkan sistem pembayaran, dalam bentuk Bitcoin atau Cryptocurrency.
Dalam unggahannya, si Hacker mengatakan, bahwa; "Polri menghabiskan banyak uang hanya untuk membangun server atau website yang sederhana,"
"Karena mereka tidak peduli dengan kerentanan pada website yang mereka kelola,"
si Hacker juga menyampaikan niatnya untuk menjual data valid dan dokumen penting dengan harga yang terjangkau, dengan alasan, Polisi di Indonesia tidak lagi berada di jalur yang benar.
"Sering mempersulit dan menjatuhkan orang miskin,"
OTOKRITIK: "Server, atau Website milik Pemerintah, kok semakin mudah di retas yaa."
(W.J.B)
