Alumni UGM, Buka Toko Kelontong, dan Meraup Omzet IDR 380 Juta per Bulan.!

Edisi : 165

Halaman 1

       Foto: berbagai sumber, Elsa (Pengusaha 
       Muda) Alumni UGM

PROV. DIY, KUPANG TIMES - Kebanyakan orang berpikir, bahwa; kesuksesan selalu sejalan dengan jurusan yang di tempuh saat kuliah. 

Namun, tidak sedikit generasi muda justru berpikir dan membuktikan, bahwa kesuksesan adalah soal cara berpikir dan kerja keras. 

Dan ini di terapkan oleh salah satu Alumni Fakultas Hukum, Universitas Gadjah Mada (UGM), Granita Elsara yang sukses menjalankan usaha toko kelontong di usia muda.

Usaha toko kelontongnya bahkan sukses meraup keuntungan besar setiap bulannya.

"Omzet biasanya mencapai IDR 380-an Juta per bulannya,"|Granita Elsara, (Pengusaha Muda), di kutip dari laman resmi UGM, Kamis (01/09/22).

Elsa mulai merintis Bisnis Usaha Kelontong Sejak Tahun 2017.

Elsa bukanlah lulusan UGM yang sudah bertahun-tahun menyelesaikan bangku kuliah.

Justru Elsa baru saja wisuda, pada 25 Agustus 2022 lalu.

Untuk usahanya, Elsa mengaku telah merintis toko kelontong sejak masih menyandang status sebagai mahasiswa, tepatnya sejak bulan September, tahu 2017 silam.

Hal ini berawal dari keprihatinannya akan harga-harga barang-barang yang di jual, di toko-toko kelontong daerahnya yang relatif mahal karena berada di lokasi wisata, yakni; kawasan wisata Kaliurang, Prov. DIY.

"Saya tinggal di daerah Kaliurang Barat yang di situ barang-barang kebutuhan pokok mau pun snack di jual cukup mahal,"|Granita Elsara, (Pengusaha Muda)

"Ya, karena selain berada di tempat wisata, lokasi yang jauh dari kota menjadikan biaya distribusinya juga mahal dan akhirnya terpikir membuat usaha toko kelontong untuk menstabilkan harga,"|Granita Elsara, (Pengusaha Muda), putri bungsu dari dua bersaudara pasangan Ir. Nugroho Kunwardi Antoro dan Woro Indarti. 

Hanya Bermodalkan Kemauan:

Alumni Fakultas Hukum UGM ini, tidak mengira bisnis usaha yang di jalankan, akan bertahan hingga saat ini.

Elsa mengatakan, awalnya hanya bermodalkan kemauan untuk memulai sebuah usaha. 

Bahkan Elsa tidak memiliki modal finansial sama sekali.

Untuk menjalankan bisnis usahanya, Elsa harus meminjam uang dari orang tuanya.

Elsa di beri pinjaman, sebesar IDR 32 Juta untuk belanja keperluan perlengkapan toko dan produk yang akan di jualnya.

Elsa pun mulai membuka toko kelontong di garasi rumahnya yang berlokasi di Kaliurang Barat RT. /RW. 007 /009, Hargobinangun, Pakem, Sleman, Prov. DIY. 

Toko itu, Elsa namai "Warung Bu Woro," yang di ambil, dari nama ibunya.

Bisnis Usahanya, sempat flop atau terpuruk, yang di sebabkan Pendapatan Menurun. 

Elsa bercerita, pada minggu-minggu awal, menjalankan bisnis usahanya, menjadi waktu yang sulit baginya, sebab, bisnis usahanya tidak berjalan sesuai dengan ekspektasi, harapan.

"Di hari pertama dan kedua, tetangga banyak yang beli sebagai bentuk dukungan, tapi setelah itu pendapatan menurun,"|Granita Elsara, (Pengusaha Muda)

"Sempat menangis karena ngerasa sudah tidak bisa memutar barang lagi, penjualan stagnan dengan omzet IDR 300-400 Ribu per hari, bingung gimana cara balikin modal ke orang tua,"|Granita Elsara, (Pengusaha Muda)

Kemudian Elsa memutuskan untuk tidak berlama-lama terpuruk dengan keadaan.

Elsa segera tersadar dan bangkit, memutar otak mencari solusi untuk keluar dari keterpurukan bisnis usahanya.

Wanita kelahiran Sleman 27 tahun lalu itu, kemudian mencari cara dengan melakukan versifikasi barang dan menambah kuantitas barang per itemnya sehingga bisa menawarkan pilihan yang lebih beragam bagi konsumen, pelanggan.

Awalnya Elsa hanya menjual barang-barang kebutuhan pokok saja, kemudian di perluas dengan produk kebutuhan tersier lainnya.

Hingga akhirnya, di bulan Desember tahun 2017, saat momen liburan, kunjungan wisatawan ke kawasan Kaliurang meningkat berimbas pada penjualan tokonya yang turut melonjak tajam dan omzet mengalami kenaikan.

Melihat Peluang Pasar Potensial dan Berinovasi:

Setelah belajar dari pengalaman, Elsa mengaku terus memandang ke depan bisnis usahanya, dengan melihat peluang pasar yang potensial di kawasan wisata Kaliurang.

Hal ini Elsa tunjukkan dengan berusaha melebarkan pasar. 

Dan Elsa menggandeng pelaku industri wisata di sekitar Kaliurang untuk kerja sama.

Salah satunya dengan mencoba memasukan proposal ke hotel, rumah makan, dan toko penjual makanan khas setempat, seperti; jadah tempe.

Usahanya pun usaha mendapatkan respons positif dari calon mitra bisnisnya. 

Elsa akhirnya memutuskan untuk merambah bisnis usahanya, dengan mensuplai kebutuhan hotel, rumah makan, dan toko di sekitar tempat wisata Kaliurang.

"Kan masukin proposal jadi harus berani nambah modal,"|Granita Elsara, (Pengusaha Muda)

"Utang sebelumnya belum kebayar tapi sudah pinjam ortu lagi sehingga total pinjaman itu IDR 54 Juta,"|Granita Elsara, (Pengusaha Muda)

"Selesai masa liburan, omzet naik per harinya dengan titik tertinggi IDR 36 Juta dan akhirnya Januari 2018 saya bisa melunasi semua pinjaman ke ortu,"|Granita Elsara, (Pengusaha Muda)

Meski kesulitan sudah berhasil Elsa lewati, namun persoalan baru muncul saat terjadi erupsi Merapi pada Mei 2018.

Gejolak Merapi kala itu memengaruhi pasar di kawasan Kaliurang. 

Elsa Impun kembali mencari cara untuk mempertahankan usahanya dengan mencari pasar lain hingga mensuplai barang kebutuhan masyarakat ke Pasar Pakem, Sleman.

Merekrut Karyawan:

Usahanya yang kian berkembang mengharuskan Elsa merekrut karyawan untuk membantu operasional usahanya.

Saat ini Elsa mempekerjakan 4 orang karyawan. 

Dari menjalankan bisnis usaha toko kelontong, Elsa tidak hanya berhasil menstabilkan harga di pasar Kaliurang, tetapi juga berhasil mendapatkan profit yang tidak main-main.

Setiap hari rata-rata Elsa bisa menghasilkan omzet hingga IDR 12-an Juta. 

Apabila di kalkulasi Elaa bisa memperoleh omzet tak kurang dari IDR 380 Juta per bulannya, dengan keuntungan bersih, sebesar IDR 10-12 Juta setiap bulan.

Meski terbilang sukses namun tak pernah terbesit dalam benak Elsa akan sampai di titik ini. 

Terlebih Elsa hanya belajar dari pengalaman tanpa adanya mentor mau pun pendampingan dan pembinaan dari mana pun.

Berbekal keuletan dan kegigihan dalam menjalankan bisnis usahanya, Elsa mampu bertahan menjalankan usaha dari nol hingga mencapai hasil yang luar biasa.

"Kunci berbisnis itu ya harus ada keberanian untuk ambil risiko, jangan cepat menyerah saat jatuh kalau mau bertahan dan segera cari solusi,"|Granita Elsara, (Pengusaha Muda), saat mendapat kucuran dana pengembangan usaha dari Kementerian Investasi sebesar IDR 20 Juta.

Merambah ke Bisnis Lainnya:

Perjalanan Elsa dalam membangun bisnis menjadi bukti bahwa ada generasi muda Indonesia yang memiliki kemauan kuat dan pantang menyerah dalam menjalankan usaha.

Saat ini, setelah sukses dengan toko kelontongnya, Elsa mulai merambah bisnis lain. 

Elsa bersama dengan pemuda desa Kaliurang Barat mengembangkan usaha penyediaan camping ground dan picnic area yang dinamai Nawang Jagad sejak 2021 lalu.

Nawang Jagad berlokasi di kaki Gunung Merapi, tepatnya di Padukuhan Kaliurang Barat dan cukup diminati wisatawan karena selain akses yang mudah juga menawarkan suasana dan alam yang masih asri serta pemandangan alam khas pegunungan.

(W.J.B)

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Copyright © 2022 The Kupang Times Newsroom.com ™ Design By The Kupang Times Newsroom.com ®